Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bima Akan Evaluasi Dinas Kesehatan

Foto : antara

Kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor

A   A   A   Pengaturan Font

Wali Kota Bo-gor Bima Arya Sugiarto akan mengevaluasi Dinas Kesehat-an (Dinkes) Kota Bogor. Se-bab, Dinkes Kota Bogor dinilai lambat menangani wabah Co-vid-19.

"Saya lihat Dinkes Kota Bo-gor prosesnya sangat lambat da-lam menangani Covid-19. Kami akan lakukan evaluasi men-dasar dan menyeluruh di dalam tubuh Dinkes Kota Bogor," tegas Bima di Balaikota Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/12).

Menruut Bima Dinkes Kota Bogor harus bisa bergerak lebih cepat untuk memper-kuat testing, tracing dan treat-ment. Intinya, kata dia, kinerja Dinkes kurang maksimal dan harus dirombak.

"Saya pastikan akan ada perubahan di Dinkes Kota Bo-gor pada Januari 2021 menda-tang," akunya.Lebih lanjut, jelas Bima, bu-kan hanya kinerja Dinkes yang kurang cepat melayani war-ga Kota Bogor. Pihaknya akan mengevaluasi semua dinas di Kota Bogor jika lambat da-lam bekerja. Kasus Covid-19 di Kota Bogor semakin mengkha-watirkan karena jumlah pasien positif terus meningkat.

Ketua Ikatan Dokter Indo-nesia (IDI) Kota Bogor, Zainal Arifin, meminta agar Pemkot Bogor segera bertindak agar penyebaran Covid-19 tidak se-makin meluas. Dia berharap Pemkot Bogor lebih waspada dengan menutup seluruh tem-pat wisata yang ada di Kota Hu-jan tersebut.

Seperti diketahui, ber-dasarkan data yang dihimpun Dinkes Kota Bogor per Senin (28/12) penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor mencapai 140, itu artinya jum-lah akumulasi kasus di Bogor sudah tembus 14.086.Sementara itu, di Bekasi, ru-ang intensive care unit (ICU) un-tuk pasien Covid-19 Kota Bekasi kian menipis.

Saat ini, ICU untuk pasien Covid-19 Kota Bekasi ha-nya tersisa delapan kasur. Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho menje-laskan angka ini ada di bawah 10persen total kapasitas yang tersedia yakni 81 kasur.

Menurut Eko, hal ini dapat membahayakan pasien Co-vid-19 dengan gejala berat dan memiliki penyakit penyerta. "Jadi yang membutuhkan ICU itu ya mereka yang betul-betul sudah dengan gejala berat dan ada penyerta sehingga dia bu-tuh alat bantu napas. Nah alat bantu nafas itu hanya tersedia di ICU," kata Eko.

Eko mengatakan, ma-sing-masing rumah sakit um-umnya sudah menyiapkan ICU cadangan bagi pasien yang memiliki gejala berat. Namun, lazimnya rumah sakit akan mengutamakan pasien-nya terlebih dahulu. Akibatnya, pasien rujukan akan kesulit-an untuk mendapatkan ruang isolasi.Lebih jauh, Eko menyebut jumlah sisa ICU yang ada saat ini tidak aman untuk kebutuh-an masyarakat.

Dalam hal ini, Eko tak dapat memprediksi berapa lama kondisi itu akan berlangsung. Yang jelas, kata dia, saat ini jumlah ketersedia-an kasur ICU tidak pernah le-bih dari 10 kasur.

Fasilitas KesehatanSementara itu, Pemerintah Kota Tangerang, Banten, kem-bali menambah fasilitas Rumah Isolasi Terkonsentrasi (RIT) de-ngan kapasitas 113 unit tempat tidur di Pakons Prime Hotel sebagai upaya mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus ter-konfirmasi Covid-19.

"Kita cek kondisi dan fasi-litas yang dimiliki, agar bisa dimanfaatkan maksimal," kata Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah saat meninjau langsung Pakons Prime Hotel yang akan menjadi fasilitas RIT.Sebagai RIT, lanjut Wali Kota, Pakons Prime Hotel telah siap untuk merawat pasien Co-vid-19 dengan kapasitas tem-pat tidur yang dimiliki seba-nyak 113 unit.Sebagai informasi saat ini Pemerintah Kota Tangerang memiliki RIT dengan total 375 tempat tidur dengan rincian Pakons Prime Hotel 113 tempat tidur, Puskes Jurumudi Baru 70 tempat tidur, Puskes


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top