Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perjanjian Senjata Nuklir

Biden Ingin Perpanjang "New START"

Foto : AFP/MANDEL NGAN

Jen Psaki

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Kamis (21/1) menyatakan akan memperpanjang perjanjian New START (Strategic Arms Reduction Treaty) antara AS dengan Russia selama 5 tahun lagi, beberapa hari sebelum traktat pembatasan senjata nuklir itu berakhir masa berlakunya.

"AS ingin perpanjangan New START selama 5 tahun sebagaimana yang diatur dalam traktat tersebut," ucap juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki. "Perpanjangan ini lebih masuk akal ketika hubungan dengan Rusia renggang seperti sekarang ini," imbuh dia.

Traktat yang mengatur pembatasan jumlah hulu ledak nuklir AS dan Russia itu akan berakhir pada 5 Februari mendatang setelah terjadi kemandekan negosiasi pada pemerintahan AS sebelumnya.

Presiden Russia, Vladimir Putin, sempat menawarkan perpanjangan traktat ini pada Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, dan dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Kremlin pada Jumat (22/1), Dmitry Peskov, menyatakan bahwa negaranya menyambut baik itikad perpanjangan traktat ini.

Pengumuman perpanjangan New START itu dikeluarkan Biden demi menghindari terjadinya perlombaan senjata nuklir serta Presiden AS yang baru dilantik itu menyatakan tak ingin memulai lagi hubungan dengan Russia seperti telah diupayakan oleh presiden pada era pasca Perang Dingin.

Dalam pernyataannya, Psaki menjelaskan bahwa pihak intelijen AS akan memulai penyelidikan terkait serangan racun terhadap tokoh oposisi Russia, Alexei Navalny, yang kini ditahan, menyelidiki dugaan Russia telah mempengaruhi pilpres AS, berupaya untuk mengetahui apakah Russia ada di balik serangan peretasan SolarWinds yang mengguncang pemerintahan dan perusahaan di AS.

"AS juga akan menyelidiki pemberian hadiah uang oleh intelijen Russia bagi anggota kelompok ekstremis di Afghanistan jika mereka berhasil membunuh pasukan AS. Bahkan saat kita bekerja sama dengan Russia demi kepentingan AS, kami juga akan menyelidiki Russia apakah bertanggung jawab atas aksi yang sembrono dan bermusuhan," kata Psaki.

Pendapat Pakar

Pada masa kepemimpinan Presiden Trump, AS telah gagal untuk memasukkan tuntutan agar Tiongkok masuk dalam perjanjian New START.

Sejumlah analis juga menyatakan Russia tak akan mengubah pendiriannya begitu juga Tiongkok tak akan pernah mau untuk bergabung dengan traktat pembatasan senjata nuklir itu.
Menurut pakar strategi nuklir di Massachusetts Institute of Technology, Vipin Narang, pihak-pihak yang menentang pembatasan senjata nuklir ini adalah mereka yang menginginkan terjadinya perlombaan senjata tanpa batas.

Sementara itu ketua institusi Global Zero yang memperjuangkan pelucutan nuklir, Derek Johnson, menyatakan keinginan Biden untuk memperpanjang New START merupakan sebuah langkah penting bagi tujuan dieliminasinya senjata nuklir di dunia.

"Ini merupakan kabar baik bagi siapapun kecuali perusahaan kontraktor pertahanan," pungkas Johnson. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top