Biaya Logistik Perlu Diturunkan untuk Capai Target Pertumbuhan 8 Persen
Biaya Logistik
Foto: antaraJAKARTA – Pemerintah dinilai perlu untuk menurunkan biaya logistik di Indonesia, terutama pada sektor logistik darat, sebagai salah satu upaya mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset Tenggara Strategics yang dirilis pada Jumat (22/11), meskipun pemerintah telah berhasil menurunkan biaya logistik dari 23,08 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2018 menjadi 14,1 persen pada 2023, angka ini hanya mencerminkan biaya logistik domestik.
“Ketika memasukkan biaya logistik ekspor, yang berkontribusi sebesar 8,98 persen terhadap PDB, total biaya logistik Indonesia masih berada di angka 23,08 persen,” kata peneliti senior Tenggara Strategics, Eva Novi Karina, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (22/21).
Seperti dikutip dari Antara, menurut data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), pada 2022 biaya logistik domestik Indonesia mencapai 14,1 persen dari PDB, sedangkan biaya logistik ekspor berada di angka 8,98 persen dari PDB.
Eva mengatakan dari total 14,1 persen tersebut, biaya logistik darat menyumbang sekitar 50 persen dari total biaya logistik domestik atau setara dengan 7 persen dari PDB.
Menjadi Beban
Menurut Eva, urgensi penurunan biaya logistik didorong oleh fakta bahwa tingginya biaya tersebut menjadi beban signifikan bagi sektor bisnis. Kenaikan biaya logistik secara langsung berkorelasi dengan peningkatan biaya bahan baku, produksi, dan transportasi, yang pada gilirannya mendorong kenaikan Indeks Harga Produsen (IHP).
Kondisi ini, tambah dia, berdampak pada harga yang lebih tinggi bagi konsumen dan melemahkan daya saing Indonesia di pasar global.
Adapun perhitungan biaya logistik domestik yang ditetapkan Kementerian PPN, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, dan Badan Pusat Statistik (BPS) mencakup tiga komponen utama, yaitu biaya transportasi, biaya pergudangan dan penyimpanan, serta biaya administrasi.
Eva mengatakan penelitian tersebut juga menyoroti tantangan lain dari sektor logistik di Indonesia, yakni kurangnya konektivitas antara berbagai moda transportasi. Konektivitas antara transportasi darat, laut, dan udara masih terfragmentasi, menyebabkan inefisiensi dalam proses distribusi barang.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Haris Azhar Temukan Data Dugaan Politisasi Hukum di Pilkada Banten
- Ini Rekomendasi Liburan Akhir Pekan di Jakarta, Ada Konser K-pop 2NE1
- Kemenparekraf Aktivasi Keep the WonderxCo-Branding Wonderful Indonesia
- UMP DKI Jakarta 2025 Diumumkan Setelah Pilkada
- Trump Pilih Manajer Dana Lindung Nilai Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS