Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kurs

BI Harus Naikkan Suku Bunga agar "Outflow" Tidak Berlanjut

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHRI

ANDRY ASMORO Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk - Dengan higher for longer, maka otomatis potensi untuk ekspektasi pertumbuhan ekonominya jadi terbatas, karena inflasi, cost of borrowingnya jadi tetap mahal. Itu kan implikasinya.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Aliran modal keluar (capital outflow) dari pasar keuangan dalam negeri akan terus menekan nilai tukar rupiah. Intervensi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sudah tidak mempan menahan kejatuhan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Oleh sebab itu, BI selaku otoritas moneter didesak untuk menaikkan suku bunga acuan BI7days Reverse Repo Rate agar outflow tidak berlanjut.

Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Andry Asmoro, menyampaikan bahwa masih terdapat ruang bagi BI untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Dia menyebutkan konsensus memperkirakan terdapat kenaikan suku bunga acuan oleh BI pada tahun ini, seiring dengan menguatnya dollar AS terhadap mata uang lain termasuk rupiah, ditambah menurunnya ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve akan segera melakukan cut rate Fed Fund Rate (FFR).

"BI mungkin masih berpikir untuk hold dulu. Walaupun ruang naiknya ada, kalau memang rupiah tembus 16.500 rupiah per dollar AS dan outflow juga masih terus terjadi," kata Andry di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, seperti dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan tantangan saat ini adalah apabila terjadi kenaikan harga komoditas terutama minyak mentah yang terus-menerus akibat konflik di Timur Tengah, akan menyebabkan kenaikan tingkat inflasi di berbagai negara.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top