Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 15 Jan 2025, 01:05 WIB

Semoga Segera Ada Solusi, Pasar Modal RI Diprediksi Alami Kesulitan pada Awal 2025

Senior Investment Strategist DBS Bank, Joanne Goh

Foto: ANTARA/Uyu Septiyati Liman

JAKARTA - Pasar modal Indonesia akan menghadapi kesulitan pada paruh pertama tahun ini karena peningkatan tarif perdagangan yang rencananya diterapkan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump.

“Bagi Indonesia, kami melihat akan mengalami kesulitan, terutama pada semester pertama, karena (kebijakan) Trump 2.0,” kata Senior Investment Strategist DBS Bank, Joanne Goh dalam konferensi pers dengan tema DBS CIO Insights 1Q25: Game Changers, di Singapura, yang diikuti secara daring dari Jakarta, Senin (13/1).

Seperti dikutip dari Antara, Joanne mengatakan dampak dari rencana kebijakan Trump tersebut sudah terlihat sejak akhir 2024 hingga awal 2025.

Hal tersebut tercermin dari penguatan dollar AS terhadap rupiah serta peningkatan yield surat berharga pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury.

“Secara komparatif, keadaan tersebut membuat aset (surat berharga) Indonesia menjadi kurang menarik dan kurang diminati,” ujar Joanne.

Namun, ia menuturkan situasi tersebut akan membaik pada semester kedua nanti dengan berbagai faktor pendorong, termasuk diversifikasi ekonomi untuk mengatasi dampak kebijakan tarif Trump.

Indonesia merupakan salah satu pemasok utama komoditas logam dan mineral dunia yang dapat menjadikannya sebagai pemain kunci dalam ekosistem mobil listrik dan komponen elektronik.

Potensi Ekonomi Besar

Sebagai anggota Asean yang memiliki potensi ekonomi besar tersebut, Joanne menyatakan Indonesia bisa mengambil keuntungan dari skema kerja sama China Plus One.

Selain itu, ia mengatakan Indonesia juga memiliki jumlah populasi yang besar sehingga dapat menjadi faktor positif dalam mendorong konsumsi domestik serta pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kami sebenarnya melihat bahwa ekonomi domestik dan saham domestik, salah satunya di sektor konsumen dan perbankan, dapat berkembang dengan baik,” imbuhnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia bakal berupaya mengajukan penurunan tarif dagang dengan AS melalui kerja sama bilateral antara kedua negara.

Upaya ini dilakukan sebagai langkah mitigasi terhadap kebijakan tarif impor di masa pemerintahan Donald Trump mendatang.

"Kita sedang meminta supaya akan ada kerja sama ekonomi secara bilateral, supaya tarifnya kita turunkan," kata Airlangga.

Sebelumnya, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan memprediksi tekanan dari terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal lebih cepat dibanding periode sebelumnya.

“Pasar sudah tahu efek Trump dulu seperti apa. Sekarang ekspektasinya, dana keluar (outflow) tidak lagi 28 hari, tapi lebih rendah dari itu,” kata Darma.

Setelah Trump memenangkan Pemilu AS, pasar modal Indonesia bereaksi negatif, tercermin dari penurunan signifikan IHSG selama dua hari berturut-turut, masing-masing sebesar 1,4 persen dan 1,9 persen, sehingga total penurunan mencapai 3,3 persen.

Kondisi serupa pernah terjadi dalam kemenangan Trump pada 2016, misalnya, menyebabkan koreksi IHSG sebesar 7,3 persen dalam waktu sepekan. Sementara aliran keluar modal asing terus berlanjut selama 28 hari perdagangan dengan total aksi jual bersih 17 triliun rupiah.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.