Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berpotensi Menguat Terbatas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas pekan ini meskipun masih rawan terkoreksi. Investor cenderung menanti atau wait and see data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi pertimbangan bank sentral setempat (The Fed) menentukan arah kebijakan moneternya, sementara dari dalam negeri, pasar menunggu data neraca perdagangan nasional.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan pekan ini menguat terbatas dengan area support 6.895 dan resist 6.938. Menurutnya, sentimen penggeraknya salah satunya rilis data ekonomi AS pekan ini.

Seperti diketahui, IHSG sepekan lalu melemah 0,76 persen, berbalik dari catatan sepekan sebelumnya atau 28 Agustus - 1 September yang menguat 1,19 persen. IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/9) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 30,03 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.924,78. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,09 poin atau 0,74 persen ke posisi 952,37.

"Untuk hari ini, agenda ekonomi minim sentimen, IHSG bergerak sideways pada akhir pekan ini," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Rilisnya cadangan devisa (cadev) Indonesia yang terus melandai menjadi 137,1 miliar dollar AS per akhir Agustus 2023, dari sebelumnya senilai 137,7 miliar dollar AS pada akhir Juli 2023 menekan rupiah dan IHSG pada hari ini. Pasalnya, penurunan cadev terjadi di tengah pemberlakuan aturan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejak 1 Agustus lalu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top