Berpotensi Melemah Lanjutan Jelang Akhir Pekan (17/1)
Foto: ISTIMEWAJAKARTA – Sentimen utama pelemahan rupiah diperkirakan masih sama, yakni kekhawatiran investor terhadap pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri oleh Bank Indonesia (BI).
BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 menjadi di kisaran 4,7-5,5 persen dari semula di 4,8-5,6 persen karena mencermati kondisi dinamika ekonomi yang bergejolak. Kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih melemah. Pada saat bersamaan, dorongan investasi swasta belum kuat seiring pelemahan permintaan.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi memprediksi kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (17/1), bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 16.360-16.430 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada penutupan perdagangan, Kamis (16/1) sore, melemah 50 poin atau 0,31 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.376 rupiah per dollar AS.
Ibrahim menyatakan pelemahan kurs rupiah dipengaruhi potensi berbagai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump yang akan menguatkan dollar AS. “Dengan kembalinya Presiden terpilih Donald Trump ke Gedung Putih minggu depan, para analis memperkirakan beberapa kebijakannya akan mendorong pertumbuhan serta meningkatkan tekanan harga. Fed (Federal Reserve) akan sangat berhati-hati untuk melanjutkan pemotongan suku bunga hingga ada kepastian mutlak bahwa inflasi di AS akan kembali turun,” ungkapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.