Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berpotensi Koreksi Lanjutan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi koreksi lanjutan, hari ini (6/6). Pergerakan IHSG diperkirakan masih dipengaruhi sentimen global.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat Investor tetap konsisten mencermati kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuan.

Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (6/6), rawan berlanjut koreksi dengan support di angka 6.926 dan resistance di level 7.031.

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/6) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup melemah 151,64 poin atau 2,14 persen ke posisi 6.947,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,09 poin atau 1,57 persen ke posisi 881,70.

"Bursa regional Asia cenderung bergerak melemah, pasar mencermati dan berharap akan pemangkasan suku bunga acuan The Fed Amerika Serikat (AS)," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.

Harapan tersebut dilatarbelakangi pasca rilis data lowongan pekerjaan AS pada April 2024 yang menurun dari sebelumnya 8,35 juta menjadi 8,05 juta, yang memberikan indikasi pasar tenaga kerja yang melemah, sehingga membuat pasar berspekulasi kembali harapan pemangkasan suku bunga acuannya.

Namun demikian, pelaku pasar juga menantikan rilis laporan ketenagakerjaan AS pada akhir pekan nanti dan menantikan keputusan bank sentral Eropa, sehubungan dengan pemangkasan suku bunga acuannya,

Hal tersebut menjadi perhatian pasar, dimana sebelumnya kenaikan data inflasi di Eropa menimbulkan keraguan terhadap prospek pelonggaran moneter lebih lanjut pada 2024.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Posisi Investasi Indonesia (PII) mencatat kewajiban neto sebesar 253,0 miliar dolar AS pada akhir triwulan I-2024, atau turun dibandingkan kewajiban neto pada akhir kuartal-IV 2023 yang sebesar 261,2 miliar dolar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top