Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berpeluang "Rebound"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi berbalik menguat, hari ini (14/4). Pergerakan IHSG akan dipengaruhi sentimen eksternal, mulai data ekspor Tiongkok hingga inflasi di Eropa.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (14/4), bergerak di kisaran 6.800-6.829 dengan kecenderungan menguat.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/4) sore, ditutup melemah di tengah menurunnya inflasi Amerika Serikat (AS). IHSG ditutup melemah 13,36 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.785,6. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,70 poin atau 0,08 persen ke posisi 943,8.

"IHSG dan bursa regional Asia cenderung bergerak melemah di tengah inflasi AS mulai melandai, namun demikian pasar tampaknya khawatir setelah The Fed menunjukkan adanya kekhawatiran resesi," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Inflasi AS pada Maret 2023 secara bulanan turun dari sebelumnya 0,4 month to month (mtm) menjadi 0,1 mtm, dan secara tahunan turun dari sebelumnya 6 persen year on year (yoy) menjadi 5 persen yoy.

Inflasi inti secara bulanan turun dari sebelumnya 0,5 persen mtm menjadi 0,4 persen mtm, namun naik secara tahunan dari sebelumnya 5,5 persen yoy menjadi 5,6 persen yoy.

Hal tersebut memberikan spekulasi meredanya agresivitas The Fed dalam menaikkan suku bunga acuannya, yang mana ruang kenaikan tingkat suku bunga menjadi jauh berkurang dibandingkan sebelumnya.

Sementara itu, pasar khawatir atas risalah rapat The Fed sehubungan potensi resesi dampak dari tekanan kenaikan suku bunga dan juga krisis perbankan.

Sejumlah pejabat The Fed mempertimbangkan untuk menghentikan kenaikan suku bunga dikarenakan khawatir tekanan keuangan yang lebih luas dari kejatuhan dua bank regional AS.

Namun, di sisi lain mendinginkan inflasi tetap menjadi prioritas The Fed.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top