Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berpeluang Koreksi Lanjutan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan koreksinya, jelang akhir pekan ini. Selain mencerna data inflasi dan data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS), pelaku pasar juga mencermati data inflasi nasional untuk Agustus 2023.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (1/9), rawan koreksi lanjutan ke kisaran 6.900-6.930.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/8) sore, ditutup melemah seiring pasar masih wait and see atau mencermati rilis inflasi Indonesia periode Agustus 2023. IHSG ditutup melemah 13,40 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.953,26. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,67 poin atau 0,17 persen ke posisi 962,25.

"Di sisi lain, koreksi dari IHSG diperkirakan merupakan profit taking yang terjadi di tengah sentimen yang cukup positif secara global, dimana rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mulai membaik, Dan diperkirakan investor menanti rilis data inflasi Indonesia dan data manufaktur China pada esok hari," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta, kemarin.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Agustus 2023. Inflasi IHK periode Agustus 2023 diperkirakan akan meningkat secara tahunan atau year on year (yoy), namun, secara bulanan atau month to month (mtm) diperkirakan akan melandai setelah kenaikan yang cukup tinggi pada bulan lalu.

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 0,74 persen, diikuti sektor keuangan yang naik sebesar 0,61 persen.

Sembilan sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor kesehatan yang turun minus 1,68 persen, diikuti sektor infrastruktur 1,19 persen dan sektor barang konsumen non primer 1,08 persen.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.244.628 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 28,57 miliar lembar saham senilai 14,27 triliun rupiah. Sebanyak 190 saham naik, 335 saham menurun, dan 227 tidak bergerak nilainya.

Baca Juga :
IHSG Rawan Terkoreksi

Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top