Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berita Gembira, Mensos: 135 Peserta PENA di Malang Raya Lepas dari Kemiskinan Ekstrem

Foto : ANTARA/Vicki Febrianto

Menteri Sosial Tri Rismaharini (kiri) berbicara dengan anggota keluarga penerima manfaat Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (31/10/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Malang - Berita gembira, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyatakan bahwa 135 keluarga peserta Program Pahlawan Ekonomi Nusantara atau PENA diwilayah Malang Raya, Provinsi Jawa Timur, sudah bisa lepas dari kemiskinan ekstrem.

Saat melakukan kunjungan kerja di Pakisaji, Kabupaten Malang, Selasa, Risma mengatakan bahwa semula ada443 keluarga dengan kategori miskin ekstrem yang mengikuti pelatihan dalam Program PENA diwilayah Malang Raya, yang mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

"Waktu awal kita memberikan pelatihan, ada 443 keluarga yang ikut. Saat ini sudah ada yang graduasi, mereka keluar dari bantuan sosial, sebanyak 135 keluarga," katanya.

Ia mengatakan bahwa 135 keluarga itu mulai November 2023 tidak lagi mendapat bantuan sosial dari pemerintah dalam Program Keluarga Harapan (PKH).

"Untuk yang 135 keluarga itusudah lepas mulai Oktober 2023 ini. Jadi, mulai bulan depan sudah tidak menerima bantuan sosial," katanya.

Dia mengatakan bahwa sekitar 90 persen dari peserta Program PENA saat ini juga sudah punya izin usaha dan mulai mengembangkan usaha mereka.

"Pada program iniawalnyamungkin hanya dua orang yang memiliki izin, tapi saat ini90 persen sudah memiliki izin," katanya.

Ia menjelaskan, Program PENA mencakup pendampingan bagi peserta program untuk memperbaiki pengemasan dan penjenamaan produk agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

"Selain itu, karena banyak pelaku UMKM makanan, kami akan ke Badan Pengawas Obat dan Makananuntuk membantu proses perizinan," katanya.

Rismamengemukakan pentingnya literasi pengelolaan keluangan dalam upaya mengeluarkan warga dari kondisi kemiskinan ekstrem melaluiProgram PENA.

Oleh karena itu, menurut dia, kementerian menggandeng Bank Indonesia untuk meningkatkan literasi pengelolaan keuangan para peserta program.

"Pengelolaan keuangan sangat penting. Misalnya, mungkin dalam kondisi tertentu mereka mampu untuk membeli televisi, namunkalau dari sisi komposisi (penerimaan) itu belum waktunya. Itu yang kami berikan literasi," katanya.

Ia mengatakan bahwa pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan juga diperlukan dalam upaya membangun dan mengembangkan usaha.

Peserta Program PENAmerupakan penerima bantuan sosial aktif dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun yang mendapat prioritas dalam pelaksanaan Program Rumah Sejahtera Terpadu 2022 dan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni tahun2021 serta punya rintisan usaha.

Program PENA meliputi kluster usaha makanan minuman, kerajinan, jasa dan perdagangan, pertanian, serta peternakan.

Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, ada 3,3 juta penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori miskin ekstrem atau pengeluarannyakurang dari Rp322.170 per orang per bulan.

Pemerintah menyampaikan bahwa saat ini ada sebanyak 5.373 keluarga yang telah lepas darikemiskinan ekstrem.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top