Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 25 Mei 2023, 03:45 WIB

Berita Gembira, Menlu Retno Dukung Pemberian Gelar Pahlawan Bagi Mochtar Kusumaatmadja

Menlu RI Retno Marsudi menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional Prof. Mochtar Kusumaatmadja di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Foto: ANTARA/Yashinta Difa

Jakarta - Berita gembira. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendukung pemberian gelar pahlawan nasional bagi almarhum Profesor Mochtar Kusumaatmadja.

Mochtar Kusumaatmadja diketahui pernah menjabat sebagai menteri kehakiman (1974-1978), menlu (1978-1988), guru besar Universitas Padjajaran, serta merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi anggota Komisi Hukum Internasional yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Beliau adalah seorang diplomat ulung yang berhasil menorehkan beberapa jejak yang tidak akan terhapus dalam sejarah diplomasi Indonesia," kata Retno ketika membuka Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional Prof. Mochtar Kusumaatmadja di Jakarta, Rabu.

Dalam sambutannya, Menlu Retno memaparkan tiga kiprah utama Mochtar Kusumaatmadja dalam dunia diplomasi, khususnya dalam memajukan hukum internasional,soft power diplomacy(diplomasi kekuatan lunak), serta mediasi.

Pertama, pria yang lahir di Batavia, Hindia Belanda, pada 17 Februari 1929 itu dikenal atas peran pentingnya memperjuangkan pengakuan internasional terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan.

Capaian tersebut dianggap luar biasa karena merupakan perjuangan diplomasi Indonesia selama 25 tahun yang melahirkan Deklarasi Juanda, dan kemudian menjadi hukum internasional yang diakui dalam Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

"Indonesia berhasil memperoleh wilayah perairannya tanpa mengangkat senjata. Perairan pedalaman kita tidak lagi terpecah wilayahnya tetapi menjadi lebih utuh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia… dan UNCLOS 1982 ini akan terus digunakan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya, termasuk di Laut China Selatan," kata Retno, mengenang perjuangan Mochtar.

Kedua, Mochtar adalah tokoh yang mengedepankansoft power diplomacydengan mempromosikan budaya Indonesia di kancah internasional.

Upaya yang ia lakukan, antara lain, mendirikan restoran Nusantara Indonesia di New York, Amerika Serikat, pada 1986, membentukNusantara Chamber Orchestrapada 1988, dan mengusung pameran kebudayaan Indonesia di AS pada 1990-1991.

"Semua ini dilakukan demi membangun citra positif Indonesia di mata dunia, sekaligus memperkuat jembatan kebudayaan antara Indonesia dengan negara lain," kata Retno.

Di dalam negeri, Prof. Mochtar juga mendirikan Museum Konferensi Asia-Afrika yang merupakan pengingat tonggak kepemimpinan Indonesia yang menginspirasi kemerdekaan banyak bangsa di dunia pada masa itu.

"Jadi pemanfaatansoft powerdalam diplomasi merupakan sebuah terobosan pada masanya," tutur Retno.

Ketiga, Mochtar dihormati atas inisiatifnya dalam memediasi konflik antara Vietnam dan Kamboja.

Menurut Retno, upaya diplomasi Mochtar membuka jalan bagi rangkaian proses perdamaian dengan menghasilkanHo Chi Minh City Understandingyang kemudian menjadi landasan pelaksanaanJakarta Informal Meetings, hingga berujung padaParis Peace Agreementyang sampai saat ini masih terus diingat setidaknya oleh Kamboja dan Vietnam.

"Sebagai menlu, beliau paham betul pentingnya stabilitas dan keamanan di kawasan dan ekspektasi dunia terhadap kepemimpinan Indonesia di dalam menyelesaikan berbagai konflik," ujar Retno.

Dengan berbagai kiprah tersebut, Mochtar memastikan bahwa Indonesia bisa tetap berdiri tegak dalam memperjuangkan kepentingan nasional sekaligus terus berupaya berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia.

"Bagi saya, Prof. Mochtar sudah merupakan seorang pahlawan. Karena itu, pemberian gelar pahlawan nasional bagi beliau sangatlah pantas sebagai penghormatan terhadap kontribusi beliau bagi Indonesia dan dunia, sekaligus memastikan beliau terus menjadi inspirasi bagi generasi muda bangsa Indonesia, khususnya bagi para diplomat Indonesia," tutur Retno.

Proses pemberian gelar pahlawan nasional untuk Prof. Mochtar Kusumaatmadja telah diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Bandung sejak 2022.

Upaya meyakinkan pemerintah pusat terus dilakukan, salah satunya menamai Jalan Layang Nasional Pasupati di Kota Bandung menjadi Jalan Mochtar Kusumaatmadja.

Pemprov Jawa Barat juga mendukungcivitas academicaUNPAD Bandung sebagai inisiator mengusung penggagas wawasan nusantara sebagai pahlawan nasional.

Mochtar Kusumaatmadja wafat pada 6 Juni 2021 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.