Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berdoa di Vihara Gunung Kalong yang Sejuk

Foto : KORAN JAKARTA / HENRI PELUPESSY

Penerang Kehidupan - Tidak ada acara khusus untuk memperingati perayaan Waisak 2562 BE/2018, di Vihara Avalokitesvara Sri Kukusredjo, Gunung Kalong, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/5). Bagi umat Buddha, berdoa dengan lilin dinyalakan merupakan sebuah simbol penerang kehidupan.

A   A   A   Pengaturan Font

Memang tidak digunakan untuk perayaan Hari Waisak karena Vihara Gunung Kalong bukan vihara pusat. "Vihara Gunung Kalong merupakan vihara kecil di Kabupaten Semarang, bukan vihara pusat seperti Vihara Watu Gong. Di sini hanya untuk doa perorangan atau keluarga saja," kata Warno.

Makin Khusyuk

Vihara Avalokittesvara Gunung Kalong yang berdiri pada tahun 1965 ini menjadi tempat berdoa yang sejuk. Berada di atas bukit, membuat umat Buddha yang berdoa menjadi semakin khusyuk. Puluhan lilin raksasa berwarna merah terpasang di dalam Vihara Avalokittesvara Gunung Kalong.

Bagi umat Buddha, lilin merupakan sebuah simbol penerang kehidupan. Lilin raksasa yang berada di dalam vihara ini berharga dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Tingginya berkisar dari dua meter hingga tiga meter.

Salah satu umat Buddha, Bambang Wiguna, mengatakan lilin yang dinyalakan saat berdoa memiliki arti sebagai lambang penerangan, kebersihan, dan kesucian. "Umat percaya, setiap harinya kita menginginkan jalan yang terang dan mudah. Simbol dari cahaya atau penerangan batin yang akan melenyapkan kegelapan batin dan mengusir ketidaktahuan," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top