Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Benteng Amsterdam, Saksi Awal Kedatangan Bangsa Eropa di Negeri Hila

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Seiring berjalannya waktu, masyarakat Ambon merasa dirugikan oleh keserakahan Portugis dalam memperoleh keuntungan atas rempah-rempah di Nusantara. Akhirnya hingga pengujung abad ke-16, rakyat Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis.

Situasi ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk menarik hati masyarakat Maluku dan menjejakkan riwayatnya di tanah Maluku. Ketika Pulau Ambon dikuasai oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1605, secara otomatis kepemilikan bangunan ini menjadi milik VOC.

Sama fungsinya ketika masih berada di bawah Portugis, oleh VOC benteng ini dijadikan loji pertahanan. Pembangunan dilakukan oleh Gubernur Jenderal VOC Jaan Ottens pada 1637. Selanjutnya pembangunan diteruskan oleh Gubernur Jenderal VOC Anthoni Caan.

Pagar benteng kemudian diperbesar oleh Gerrard Demmer pada 1642 dan diselesaikan pembangunannya oleh Arnold de Vlamingh Van Oudshoorn pada 1649. Orang inilah yang menamakannya banteng tersebut dengan Fort Amsterdam atau Benteng Amsterdam.

Sama dengan Portugis, masyarakat tampaknya tidak puas dengan keberadaan mereka yang awalnya berdagang. Masyarakat Hitu akhirnya berperang dengan VOC pada 1633, yang disebut dengan Perang Hitu II.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top