Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Benarkah Tingginya Kasus Stunting di Indonesia Karena Literasi Gizi Masyarakat Rendah?

Foto : antara

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat (kanan) saat memaparkan temuan lapangan dalam Temu Media Laporan Capaian Edukasi dan Peningkatan Literasi Gizi di Jakarta, Senin (12/12/2022)

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menyatakan tingginya angka prevalensi anak stunting yang mencapai 24,4 persen di tahun 2021 merupakan bukti dari rendahnya literasi terkait gizi masyarakat di Indonesia.

"Yang paling dominan literasi gizi keluarga. Mereka belum tahu terutama ibu dalam mengetahui makanan yang baik dan jadi solusi bagi balita. Sumber gizi masih kurang dan secara tidak tepat, literasi gizi ternyata berpengaruh pada banyak hal," kata Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dalam Temu Media Laporan Capaian Edukasi dan Peningkatan Literasi Gizi di Jakarta, Senin (12/12).

Arif menuturkan berdasarkan data milik Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2021, sebanyak 69,1 persen masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan bergizi. Persentase tersebut menjadi relevan dengan masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia.

Data itu juga menunjukkan bahwa kecukupan gizi anak bangsa, masih sangat jauh apabila asupan gizi keluarga secara umum juga belum terpenuhi.

Kemudian dalam temuan di lapangan yang dilakukan YAICI, prevalensi stunting yang tinggi juga disebabkan oleh edukasi gizi yang rendah dalam keluarga. Contohnya di Timur Tengah Selatan, NTT, beberapa keluarga cenderung memberikan uang saku pada anaknya dibandingkan langsung membelikan makanan sehat seperti ikan atau sayur yang mudah di dapat di lingkungannya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top