Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Kolonialisme

Belanda dan Inggris Berebut Tanah Afrika Selatan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Beberapa suku Khoisan dan suku Afrika Selatan lainnya juga diperbudak saat dibutuhkan dan saat permintaan tinggi. Dengan demikian, kelompok populasi yang diperbudak memiliki keragaman latar belakang etnis yang sangat besar. Selain kelompok genetik ini, ada juga pemukim Eropa yang kawin silang dengan orang-orang yang diperbudak.

Hanya tiga tahun setelah Belanda mendirikan Cape Town, mereka mencoba menanam anggur. Alasannya jelas, anggur dimaksudkan untuk menyediakan buah dan vitamin C bagi awak kapal guna menangkal penyakit kudis.

Upaya pertama tidak menggembirakan, tetapi dengan kedatangan para imigran termasuk kaum Huguenot Prancis yang membawa pengetahuan tentang pemeliharaan anggur, perkebunan anggur menjadi ciri khas di Cape Town dan sekitarnya. Botol anggur lokal pertama diproduksi pada tahun 1659.

Penerus Jan van Riebeeck, Simon van der Stel, sangat tertarik dengan industri ini, dan pada tahun 1685 ia membeli sebidang tanah seluas 750 hektare untuk meningkatkan produksi anggur. Daerah ini, yang dikenal sebagai Constantia, masih menghasilkan anggur hingga saat ini. Putra Simon van der Stel, Adriaan, yang juga menjadi Gubernur Cape, melanjutkan bisnis ayahnya.

Industri ini terus berkembang di bawah Belanda, yang menambahkan area penanaman anggur baru ke koloni mereka. Paarl, Franschhoek, dan Stellenbosch adalah kota-kota yang tumbuh di sekitar industri anggur dan masih memproduksi sebagian besar anggur Afrika Selatan hingga saat ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top