Bekasi Tuan Rumah Lokakarya Asia Soal Limbah
Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi memberikan sambutan pada kegiatan lokakarya bahaya darurat limbah dan bahan kimia di Cikarang, Senin (14/10).
Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan SyahBEKASI - Lokakarya berbahaya dan darurat bahan kimia akan dilaksanakan di Bekasi. Workshop on Hazardous Wastes and Chemical Emergencies diikuti 18 negara Asia. "Visi dan misi hasil diskusi diharapkan bisa mewujudkan sinkronisasi prosedur perusahaan," kata Direktur Pengelolaan Limbah B3 dan Non-B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Achmad Gunawan Widjaksono, Selasa (15/10).
"Pemerintah daerah diharapkan bisa mengambil langkah kebijakan terkait perusahaan yang berpotensi membuang limbah B3 industri sembarangan," tandasnya.
Dia menambahkan, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah senyawa kimia yang bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan dan pekerja.
Maka, pengelola kawasan harus lebih berhati-hati terkait manajemen darurat. Praktik baik mempertahankan perusahaan serta menyusun kondisi darurat, jika diperlukan.
"Perusahaan yang membuang limbah sembarangan akan mendapatkan sanksi hukum terutama limbah B3 industri yang membahayakan baik untuk perusahaan maupun pekerja," jelasnya.
Diskusi ini diharapkan melahirkan visi misi terbaik bagi pemerintah daerah dalam memberlakukan kebijakan. Penjabat Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menyatakan penanganan tanggap darurat pengelolaan limbah B3 membutuhkan perhatian serius dari seluruh unsur.
Ini terkait seiring dengan pesatnya perkembangan industri dan teknologi yang berdampak untuk meningkatkan risiko berbahaya jenis limbah tersebut.
"Workshop diselenggarakan sebagai upaya memperkuat kapasitas dalam mencegah dan menanggulangi dampak dari limbah B3 di berbagai perusahaan," tuturnya.
Achmad Gunawan berharap pertemuan tidak hanya meningkatkan sinergi antarunsur dan Negara, melainkan juga memperkuat kapasitas pengelola kawasan industri.
Ini terutama di Kabupaten Bekasi dalam mencegah serta menanggulangi dampak negatif dari kimia berbahaya dan limbah B3.
"Saya berharap dengan pelatihan, simulasi dan diskusi tanggap darurat ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi insiden akibat limbah B3," tambah Achmad.
Apabila terjadi keadaan darurat, dia mampu memberikan respons cepat, tepat dan efektif untuk meminimalkan dampak negatif.
Kegiatan lokakarya terselenggara atas inisiasi "Basel, Rotterdam and Stockholm Secretariat (BRS Secretariat)." Lembaga ini di bawah Unit Gabungan Lingkungan Hidup/Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA). Ini juga dikenal sebagai Unit Gabungan UNEP/OCHA (JEU). Ant/G-1
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 3 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 4 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 5 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan
Berita Terkini
- Kegembiraan Berganti Duka saat Warga Menguburkan Korban Penyiksaan yang Tewas di Penjara Suriah
- Terlibat Kasus Suap, Pelatih Timnas Sepakbola Tiongkok Divonis 20 Tahun Penjara
- Selena Gomez Pamer Cincin Tunangan dari Benny Blanco
- Warga Negara AS yang Ditemukan dalam Penjara Suriah Dibebaskan
- Mendag Hadir dalam Kilas Balik Online Tokopedia