Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Transparansi Pasar Modal

Beijing Berupaya Cegah Perusahaan Tiongkok "Delisting" dari Bursa AS

Foto : ANGELA WEISS/AFP
A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Otoritas keuangan di Beijing berupaya mencegah perusahaan-perusahaan asal Tiongkok keluar atau delisting dari bursa saham Amerika Serikat (AS). Aksi delisting mengemuka karena adanya perselisihan panjang mengenai standar audit di AS.

Seperti dikutip Reuters, Kamis (25/11), otoritas keuangan AS berupaya menendang perusahaan asing dari bursa saham jika audit mereka gagal memenuhi standar.

Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB, Public Company Accounting Oversight Board) dan pembuat kebijakan AS telah lama mengeluhkan kurangnya akses untuk mengaudit laporan perusahaan Tiongkok yang terdaftar di negara tersebut.

Dengan alasan keamanan nasional, otoritas Tiongkok enggan mengizinkan regulator luar negeri untuk memeriksa kertas kerja dari kantor akuntan lokal.

"Kami tidak berpikir bahwa penghapusan daftar perusahaan Tiongkok dari pasar AS adalah hal yang baik untuk perusahaan, investor global atau hubungan Tiongkok dan AS," kata pejabat Komisi Pengaturan Sekuritas Tiongkok, Shen Bing, dalam sebuah konferensi di Hong Kong.

"Kami bekerja sangat keras untuk menyelesaikan masalah audit dengan rekan-rekan AS, komunikasi saat ini lancar dan terbuka. Ada risiko delisting dari perusahaan-perusahaan ini, tetapi kami bekerja sangat keras untuk mencegah hal itu terjadi," jelas Bing.

Pada Desember 2020, selama minggu-minggu terakhir pemerintahannya, Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang yang bertujuan menghapus perusahaan asing dari bursa AS jika mereka gagal mematuhi standar audit Amerika selama tiga tahun berturut-turut.

Sebuah peta di situs web organisasi tersebut menunjukkan Tiongkok sebagai satu-satunya yurisdiksi yang menolak PCAOB "akses yang diperlukan untuk melakukan pengawasan".

Kasus Serupa

Sementara itu, CEO Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong, Ashley Alder, mengatakan khawatir ketegangan Tiongkok-AS membuat sulit menemukan solusi. "Terkadang politik dapat mengganggu solusi teknis yang masuk akal dan dapat dicapai, dan saya mengambil sikap politik dalam pendirian AS yang belum tentu kondusif untuk hasil yang lebih baik," katanya.

Hong Kong sebelumnya menghadapi masalah serupa dengan akses ke kertas kerja audit Tiongkok daratan, tetapi Alder mengatakan hubungan SFC dengan CSRC dan perjanjian 2019 telah membantu menyelesaikannya.

Hong Kong telah diuntungkan perselisihan Tiongkok-AS, karena perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS telah melakukan pencatatan sekunder di kota itu dalam beberapa tahun terakhir, sebagai cadangan jika perusahaan tersebut dihapus dari Nasdaq atau NYSE.

Bursa saham Hong Kong, pekan lalu, mengonfirmasi akan melanjutkan dengan perubahan aturan untuk memudahkan perusahaan Tiongkok yang terdaftar di luar negeri untuk melakukan pencatatan sekunder, dan bagi perusahaan untuk mengubah daftar sekunder Hong Kong menjadi yang utama.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top