Rabu, 05 Feb 2025, 14:04 WIB

Trump Tutup USAID, Bantuan AS ke RI Bakal Terganggu

Direktur Eksekutif Indef, Esther Astuti mengatakan, keputusan ini berpengaruh ke RI, sebab selama bertahun tahun tahun Indonesia menerima bantuan dari USAID, bahkan tahun 2023 sudah menerima Rp 2,5 trilliun

Foto: istimewa

JAKARTA-Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti mengatakan, penutupan Kantor pusat Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) oleh Presiden AS, Donald Trump berdampak ke Indonesia.

"Keputusan ini akan berpengaruh pada Indonesia, karena selama bertahun tahun, Indonesia sudah menerima bantuan dari USAID trilliunan, bahkan tahun 2023 sudah menerima bantuan USAID sekitar Rp 2,5 trilliun,"ucap Esther pada Koran Jakarta, Rabu (5/2)?

Esther merincikan dana itu mencakup kebutuhan program demokrasi, antikorupsi, lingkungan, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Namun, ujarnya lagi, meskipun berdampak ke Indonesia, dirinya optimistis ke depannya Indonesia akan punya potensi untuk mendpat dana dari donor lain

Diketahui, Kantor pusat Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) di Washington, Senin (3/2), resmi ditutup setelah. Informasi penutupan USAID disampaikan kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Elon Musk. Dia mengatakan, Presiden Donald Trump telah memberi lampu hijau penutupan badan tersebut. 

Menurut koresponden RIA Novosti, awak media berkumpul di dekat markas USAID, yang hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih, sambil menunggu pidato dari anggota parlemen Partai Demokrat yang menentang penutupan badan yang pada tahun fiskal 2023 mengelola dana senilai lebih dari 40 miliar dolar AS tersebut.

Sejumlah pengunjuk rasa memegang poster bertuliskan "Amerika, Serius? Diktator?" dan "Apa Selanjutnya?" Sementara itu, para mantan karyawan USAID juga berkumpul di depan gedung sambil mempertanyakan nasib status pekerjaan mereka saat ini.

Sebagai gambaran, selama dua puluh tahun terakhir, USAID telah menggelontorkan lebih dari Rp.81 triliun untuk mendanai beragam program di Indonesia. 

Penutupan USAID merupakan bagian dari skema penghematan anggaran Trump. Tak lama setelah dilantik, Trump mengumumkan akan membekukan dana bantuan asing dari AS. Dia berdalih ingin agar bantuan-bantuan kemanusiaan yang digelontorkan pemerintah sejalan dengan kebijakan Make America Great Again (MAGA).

Trump ingin agar USAID berada di bawah kendali Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS. Menlu AS Marco Rubio mengklaim saat ini sudah diangkat Trump jadi pelaksana tugas Kepala USAID. 

USAID didirikan pada 1961 oleh Presiden AS John F. Kennedy. Lembaga itu didesain untuk mengelola program-program bantuan kemanusiaan dari AS dan fokus pada bidang pengembangan ekonomi dan sosial di negara-negara berkembang. 

Pada 2023, AS--sebagian via USAID--menggelontorkan US$72 miliar ke berbagai belahan dunia guna mendanai berbagai program, mulai dari kesehatan perempuan, akses terhadap air bersih, penanganan HIV/AIDS, keamanan energi, hingga persoalan antikorupsi. 

Menurut kalkulasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), angka itu setara 42% dari total seluruh bantuan kemanusiaan yang digelontorkan berbagai lembaga dan badan di seluruh dunia pada 2024. 

Program-program yang dijalankan USAID selama ini seperti USAID MPHD yang bertujuan menyelamatkan ibu dan bayi dengan meningkatkan akses layanan kesehatan, USAID PASTI yang fokus menurunkan angka stunting, dan USAID PREVENT TB yang mendukung pencegahan TBC secara efektif. 

Pada era pandemi Covid-19, USAID menggelontorkan lebih dari US$65 juta demi membantu pemerintah Indonesia menangani Covid. Sebagai donor terbesar untuk COVAX, USAID juga membantu pengiriman lebih dari 100 juta dosis vaksin ke Indonesia. 

Pada 2023, USAID menyalurkan US$153 juta untuk beragam program di Indonesia. Anggaran itu antara lain digelontorkan untuk proyek-proyek yang mendukung terciptanya pemerintahan demokratis, penanganan perubahan iklim dan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. 

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: