Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bantu Petani Bawang Merah, Syngenta Luncurkan Simodis

Foto : Istimewa

Syngenta Indonesia meluncurkan Simodis 100DC di Sub Terminal Agropolitan di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kemarin.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perusahaan pertanian terkemuka global, Syngenta Indonesia meluncurkan Simodis 100DC, sebuah teknologi inovatif untuk membantu petani dalam mengendalikan serangan hama ulat grayak pada tanaman bawang merah, kemarin.

Acara peluncuran yang berlokasi di Sub Terminal Agropolitan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah ini dihadiri oleh lebih dari 600 petani bawang merah dan Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Larangan Ilawati.

Baca Juga :
Harga Bawang Turun

"Saya menyambut positif peluncuran Simodis sebuah teknologi baru dari Syngenta untuk petani bawang merah di Indonesia, khususnya di Kecamatan Larangan, Brebes. Kecamatan Larangan merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah paling luas di kawasan Brebes yaitu mencapai 8.000 hektare. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan aman bagi petani, saat menggunakan Simodis petani perlu menerapkan 6 tepat yaitu tepat waktu, tepat sasaran, tepat dosis, tepat cara, tepat jenis, dan tepat mutu," tutur Ilawati di Brebes.

Saat ini petani bawang merah menghadapi berbagai tantangan. Selain kondisi cuaca seperti curah hujan dan bencana alam seperti banjir yang melanda wilayah Brebes, petani juga berjuang mengendalikan serangan hama ulat grayak. Serangan ulat grayak ini dapat menyebabkan petani mengalami kerugian hingga mencapai 80%.

"Insektisida yang tersedia di pasaran sudah tidak lagi efektif seperti dulu. Petani sebenarnya membutuhkan teknologi yang benar-benar ampuh untuk mengendalikan ulat grayak, membuat tanaman kuat, bawangnya besar, umbinya banyak, dan warnanya bagus," ujar petani bawang merah dalam sesi bincang-bincang saat peluncuran Simodis. Ia mengatakan petani membutuhkan teknologi yang aman bagi petani sebagai aplikator.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top