Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bantu Petani Bawang Merah, Syngenta Luncurkan Simodis

Foto : Istimewa

Syngenta Indonesia meluncurkan Simodis 100DC di Sub Terminal Agropolitan di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kemarin.

A   A   A   Pengaturan Font

Senior Brand Manager Insektisida, Citra Presilia Halim menyampaikan bahwa sudah lebih dari lima belas tahun belum ada inovasi teknologi untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman sayur. Teknologi terakhir yaitu diamida diluncurkan sekitar 15-20 tahun lalu.

"Hal ini yang mendorong Syngenta Indonesia meluncurkan produk baru Simodis untuk menjawab kebutuhan petani akan teknologi pengendali ulat grayak yang lebih baik,"ucapnya

Baca Juga :
Harga Bawang Turun

Simodis 100DC memanfaatkan teknologi plinazolyn, sebuah teknologi berbahan aktif paling mutakhir yang efektif mengendalikan hama ulat pada tanaman bawang merah dengan tiga keunggulan yaitu mengendalikan hama ulat hingga tuntas, menghasilkan tanaman kokoh dan lebih hijau sehingga dapat memaksimalkan potensi tumbuh kembang tanaman bawang merah untuk menghasilkan panen yang berlimpah dan berkualitas.

"Simodis ini merupakan bentuk komitmen kami untuk mendukung petani sayuran, khususnya bawang merah di Indonesia agar mendapatkan hasil panen yang optimal dan berkualitas. Melalui riset dan pengembangan serta uji coba yang komprehensif, dengan bangga kami meluncurkan Simodis dengan formulasi yang telah dikembangkan khusus untuk tanaman sayuran. Simodis ini sangat cocok untuk tanaman bawang merah yang memiliki lapisan lilin," jelas Citra.

Teknologi plinazolyn pada Simodis memiliki beberapa keunikan yang membuatnya menghasilkan kendali yang lebih baik, seperti kemampuan untuk membuat ulat berhenti makan, daya lekat kuat pada permukaan daun, stabil dalam berbagai kondisi cuaca, tidak mudah tercuci air hujan, tahan lama hingga 5-7 hari, serta aman terhadap tanaman.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top