Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Kerja Sama Multilateral I CPF Dinilai Bukan Resep Mujarab bagi Pemulihan Ekonomi

Bank Dunia Giring RI Bergantung pada Utang

Foto : Sumber: IMF - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

"Melalui kerangka kerja ini, Grup Bank Dunia akan melanjutkan kemitraannya bersama Indonesia dengan mendukung upaya pemulihan dari dampak pandemi seraya melaju semakin dekat dengan tujuan-tujuannya mencapai pertumbuhan inklusif, membangun kelas menengah yang tangguh, dan kemudian bergabung dengan negara-negara berpenghasilan tinggi," kata Victoria.

Menurut Victoria, CPF baru dirancang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan fokus pada empat bidang kerja sama, yaitu memperkuat daya saing dan ketahanan perekonomian, meningkatkan infrastruktur, mengembangkan modal manusia, dan mendukung pengelolaan aset-aset alam, sumber mata pencaharian berbasis sumber daya alam, dan ketahanan terhadap bencana.

Menanggapi model kemitraan baru tersebut, Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, mengatakan tawaran Bank Dunia perlu dicermati dan diwaspadai karena tidak ada terobosan yang baru, hanya berupa program pendampingan yang pada akhirnya menggiring suatu negara untuk menambah utang baru. Program pemulihan ekonomi selama dan pascapandemi Covid-19 yang diajukan melalui proposal CPF dinilai bukan resep yang mujarab bagi Indonesia.

Apalagi, tidak ada satu pun faktor keberhasilan yang pernah dicapai oleh Bank Dunia saat memberikan program pendampingan terhadap suatu negara saat krisis.

"Indonesia sebaiknya fokus menegakkan perintah konstitusi Pasal 33 UUD 1945, yaitu membangun sistem ekonomi konstitusi. Ke arah inilah seharusnya kerja sama yang paling mungkin dilakukan dengan tanpa motif menawarkan pinjaman baru yang semakin membuat negara-negara berkembang bergantung pada utang," tegas lulusan UGM tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top