![Bangun Toleransi melalui Bersih-bersih Tempat Ibadah](https://koran-jakarta.com/images/article/phpxfxcv7_resized.jpg)
Bangun Toleransi melalui Bersih-bersih Tempat Ibadah
![Bangun Toleransi melalui Bersih-bersih Tempat Ibadah](https://koran-jakarta.com/images/article/phpxfxcv7_resized.jpg)
Tetapi kemudian, setelah saling terlibat dalam bersih-bersih rumah ibadah yang disebut sebagai program Bersih- Bersih Quy (BBQ), perbedaan menjadi lebur. "Pas ketemu di bersih-bersih, jadi ngobrol. Kamu suka nggak film The Give Mas Hanung, kapan-kapan kita nonton yuk, jadi ketemu human interestnya," ujar wanita yang meraih gelar master dari University For Peace, Costa Rica, tentang konflik yang bisa ditransformasikan ini.
Kagiatan bersih-bersih yang merupakan kegiatan umum semua lapisan masyarakat mampu mencarikan sekat perbedaan diantaranya masyarakat. Isti menggunakan kearifan lokal gotong royong untuk menggalang kegiatan ini. Wanita yang pernah memahami imannya secara radikal tersebut berpandangan gotong royong sebagai kearifan lokal mulai memudar, terlebih di kota besar semacam Jakarta.
Melalui PANDAI, dia ingin menghidupkan kembali kearifan lokal yang telah dikenal masyarakat karena terbukti mampu merekatkan hubungan antar anggota masyarakat. Sampai saat ini, PANDAI telah membersihkan sebanyak dua rumah ibadah lintas iman. Yang pertama, Masjid Cut Nyak Dien, Jakarta Pusat dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kayu Putih, Jakarta Timur yang dimulai sejak Mei lalu. Niat baik membersihkan tempat ibadah disambut baik oleh pengelola.
Dengan tangan terbuka, mereka memberikan ijin rumah ibadahnya dibersihkan oleh PANDAI. Bahkan di GKI Kayu Putih, mereka menyediakan hidangan buka puasa berupa kurma dan beberapa hidangan lainnya. "Mereka cukup antusias karena selama ini beluma ada teman muslim yang mengajak berkolaborasi," ujar dia ketika mengadakan BBQ di GKI.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya