Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Harapan Bangsa -- Indonesia Ingin Jadi Pemenang, Bukan Pengekor

Bangun Peradaban yang Mempersatukan

Foto : istimewa

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Partai politik (parpol) harus mampu bangkit dan membangun peradaban masa depan yang mempersatukan masyarakat Indonesia. Harapan ini dikemukakan Ketua Umim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.

Dia mengatakan itu saat menghadiri HUT ke-49 PPP di Malang, Minggu (27/3). Dia mengharapkan PPP mampu bangkit.

"Bangkit dan membangun peradaban masa depan yang mempersatukan masyarakat Indonesia," tandasnya.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, berharap partai menjadi pemersatu masyarakat untuk membangun peradaban masa depan. "Saya berharap partai ini sungguh-sungguh bisa bangkit menjadi partai yang mempersatukan masyarakat untuk membangun peradaban masa depan," katanya mengulangi.

Ia sangat berharap partai bisa menjadi elemen strategis yang menjadi senyawa dan energi bangsa Indonesia untuk membangun peradaban masa depan yang damai bagi seluruh umat manusia.

Menurut dia, jika PPP ingin mendapatkan konstituen yang saat ini didominasi generasi milenial, maka tidak mungkin jika hanya menawarkan sejarah dan masa lalu partai. Namun, dia harus bisa menawarkan masa depan kepada generasi muda.

"Generasi milenial tidak punya hubungan sama sekali dengan masa lalu. Jadi yang masuk akal, yang rasional dan strategis, adalah dengan menawarkan masa depan," katanya.

Ia menambahkan, untuk membangun peradaban masa depan tersebut, juga dibutuhkan sosok pimpinan yang memiliki dua karakter utama. Dua karakter utama seorang pemimpin untuk membangun masa depan Indonesia itu adalah luwes dan ulet.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan milik masyarakat Indonesia dan tidak hanya milik satu partai tertentu. PBNU mendukung penuh partai ini untuk membangun masa depan Indonesia yang mempersatukan bangsa.

"Kalau tadi dikatakan bahwa NU ini milik semua orang, itu realita. Memang milik semua orang. NU ingin mengajak semua orang, untuk bersatu bersama-sama membangun masa depan," ujarnya.

Bangsa Pemenang

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menekankan Indonesia tidak ingin menjadi bangsa penonton atau pengekor dalam kompetisi global, melainkan ingin menjadi bangsa pemenang.

Wapres dalam sambutannya pada acara Wisuda Sarjana Strata I Angkatan XXV Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al-Ayyubi secara virtual di Jakarta, menyatakan tantangan yang kita hadapi sebagai bangsa di tengah globalisasi dan revolusi digital makin hari kian kompleks.

"Kita ingin menjadi bangsa pemenang dalam kompetisi global, bukan penonton, apalagi pengekor," ujar Wapres. Dia mengingatkan kepada sarjana muda STAI Shalahuddin Al-Ayubbi, untuk menjadi pemuda-pemudi Islam Indonesia yang moderat, toleran, berdaya saing global dan maju, sekaligus menjadi contoh atau role model bagi generasi muslim dunia. Dengan begitu mereka dapat berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai bangsa pemenang.

Untuk mencapai hal tersebut, kata Wapres, perlu keunggulan dalam berbagai kualifikasi, bukan hanya bidang akademis, melainkan juga praktik di lapangan. "Kemampuan teoritis yang membangun pola pikir sistematis dan terstruktur, mesti didukung kemampuan praktis untuk meraih hasil yang konkret," ujarnya.

Wapres minta para sarjana memegang teguh nilai-nilai agama dan kebangsaan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top