![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Bangkitkan Nasionalisme Generasi Milenial melalui Film Animasi
Kepala Puspeka, Kemendikbud, Hendarman ketika memberikan sambutan dalam nobar virtual, di Jakarta, Senin (17/8).
Foto: Koran Jakarta/Muhamad MarupJAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menggelar acara nonton film animasi berjudul Battle of Surabaya. Film yang bercerita tentang perjuangan melawan penjajah di Kota Surabaya ini diharapkan bisa membangkitan nasionalisme bagi para peserta dari setiap jenjang pendidikan.
"Dengan nonton film ini kita berharap adik-adik mengetahui apa yang terjadi di masa lalu dan dapat menghargai jasa para pahlawan bangsa," kata Kepala Puspeka, Kemendikbud, Hendarman ketika memberikan sambutan dalam nobar virtual, di Jakarta, Senin (17/8).
Hendraman berharap kegiatan ini juga mampu membentuk sikap mental yang tangguh seperti disiplin, berani, loyal, dan bertanggung jawab. Adapun pelajar yang turut serta menonton film animasi tersebut sebanyak 4.000 pelajar dari 34 provinsi di Indonesia.
"Dari film ini kita semua bisa belajar untuk menjadi manusia Indonesia yang memiliki karakter perjuangan, tidak boleh takut dan pantang menyerah, harus berani demi kebenaran dalam memperjuangkan harga diri bangsa Indonesia," tambah Hendarman.
Kaya Pesan
Perlu diketahui, film animasi Battle of Surabaya ini merupakan karya anak bangsa yang berlatar belakang perang Surabaya tahun 1945 dan sudah memenangi 40 penghargaan internasional. Film ini juga mempunyai nilai-nilai sejarah yang terkandung didalam karakter tokoh-tokohnya yang mempunyai sifat semangat juang yang tinggi.
Produser dan Penulis Film Battle of Surabaya, Mohammad Suyanto mengatakan landasan pembuatan film tersebut mengingat latar belakang perang 10 November di Surabaya sangat kuat pesan moral. Menurutnya, meski film berlatar perang, tapi nilai yang bisa dikedepankan adalah terkait kedamaian.
"Tidak ada (pihak) yang menang dalam peperangan, kita ingin dunia penuh kedamaian dan cinta," ucap Suyanto yang juga Rektor Universitas Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (Amikom) Yogyakarta.
Suyanto menambahkan film Battle of Surabaya dipilih karena dinilai paling sesuai dengan karakteristik penonton muda. Harapannya melalui animasi, nilai-nilai positif tentang penguatan karakter dapat tersampaikan dengan baik.
Sementara itu, sutradara dan penulis skrip film Battle of Surabaya, Aryanto Yuniawan berharap karakter yang ditampilkan dalam film tersebut menjadi teladan bagi penonton, khususnya gerenasi muda. Ia berharap generasi muda dapat mengambil nilai-nilai yang ada dalam film tersebut seperti ketuhanan, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan integritas.
"Mudah-mudahan selanjutnya ada ketertarikan untuk menggali lebih jauh tentang sejarah bangsa ini setelah menonton film Battle of Surabaya," kata Aryanto. ν ruf/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 3 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Mantan Kadisbudpar Cianjur benarkan diperiksa Polda Jabar soal Cibodas
Berita Terkini
-
IHSG Kamis Pagi Dibuka Melemah 25,55 Poin
-
Indonesia Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah AI Global South Forum
-
Badai Siklon yang Dahsyat Terbentuk di Dekat Pusat Pertambangan Australia Barat
-
Stok Daging Untuk Ramadhan Mencapai 120 Ribu Ton
-
Perkuat Rantai Ekonomi, 46 Pasar Dibangun untuk Dongkrak Daya Saing Daerah