Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Obat Malaria

Bandung, Pusat Produksi Kina Terbesar

Foto : CELSO ROLDAN/AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Ahli biologi di Museum Sejarah Alam Denmark, Nataly Canales, menjelaskan bahwa penghilangan spesies yang kaya akan kina dari Andes telah mengubah struktur genetik tanaman kina, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk berevolusi dan berubah. Bagian dari tugas Canales adalah bekerja sama dengan Royal Botanical Gardens, Kew di luar London, untuk memantau spesimen kulit pohon kina tua yang diawetkan di museum dan mempelajari bagaimana perilaku manusia dapat mengubah tanaman tersebut.

"Kami pikir kina mungkin telah berevolusi untuk mengandung lebih sedikit kina karena panen yang berlebihan," tutur dia.

Bagi Canales perlindungan terhadap kina dan "apotek dunia" berupa hutan di wilayah pegunungan Andes di Peru yang terancam punah, sangat penting untuk penemuan obat baru di masa mendatang, karena pemerintah tidak melindungi kina dan hanya kelompok konservasi lokal saja yang turun tangan.

Organisasi lingkungan Semilla Bendita, yang secara harfiah berarti "benih yang diberkati", telah menanam 2021 benih kina untuk peringatan 200 tahun kemerdekaan Peru pada tahun 2021. Ilmuwan seperti Patricia Schlagenhauf, profesor kedokteran di Universitas Zurich yang berspesialisasi dalam malaria, berharap lebih banyak upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati Andes akan kian menyusut.

"Kisah kina menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia berjalan beriringan," kata Schlagenhauf seraya menambahkan bahwa orang sering menganggap pengobatan berbasis tanaman sebagai pengobatan alternatif, tetapi faktanya tanamanlah yang membuat masyarakat dunia berutang beberapa terobosan pengobatan utama dalam sejarah manusia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top