![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
“Banana Republic”, Stereotipe untuk Negeri Jajahan di Amerika Tengah
Foto: AFP PHOTO / Luis AcostaPelaku aksi kolonial dari Eropa kerap menggunakan istilah republik pisang (banana republic) terhadap wilayah jajahannya. Sebutan ini membangkitkan stereotip tentang tanah yang dapat dieksploitasi dan tak berdaya dengan populasi yang dianggap berkualitas rendah.
Secara lebih gamblang, sebutan republik pisang (banana republic) ditujukan untuk menggambarkan negara-negara di Amerika tengah dan lautan Karibia yang dieksploitasi oleh bisnis multinasional dan pemerintah imperialis. Label ini secara lebih spesifik menggambarkan negara yang ekonominya berfokus pada ekspor satu produk yang mudah dikendalikan oleh asing.
Istilah ini berasal dari sistem perkebunan yang digunakan oleh perusahaan asing dan memiliki sejarah panjang di benua Amerika, dimana Penduduk lokal menanggapi ketidakadilan dengan perlawanan. Meskipun monopoli telah berakhir pada tahun 1960-an, dampak dari sistem ini masih berlanjut hingga saat ini.
Aaron Stoyack, sejarawan lulusan Universitas West Chester pada laman The Collector menulis bahwa sistem kolonialis menggunakan nama pepublik pisang untuk merujuk ke negara-negara Amerika tengah dan Karibia yang dieksploitasinya.
Ia menuturkan bahwa istilah republik pisang pertama kali digunakan oleh penulis Amerika O Henry pada tahun 1901. Sebutan tersebut untuk untuk menggambarkan negara fantasi Anchuria, yang sebagian besar didasarkan pada pengalamannya selama tinggal di Honduras.
Henry menerbitkan cerita pendek tersebut dalam bukunya pada tahun 1904 yang berjudul Cabbages and Kings. Dalam gambarannya, Anchuria adalah negara tropis yang ekonominya berfokus pada ekspor pisang. Di sini perusahaan-perusahaan Amerika, dengan intervensi militer sesekali mencengkeram secara kuat.
Plotnya berfokus pada kudeta yang menggulingkan presiden yang sedang menjabat, yang kemudian melarikan diri dan hidup di pengasingan. Sementara warga negara Amerika yang tinggal di luar negeri di Anchuria menggunakan kekayaan dan pengaruh mereka untuk membeli politisi yang korup.
Media Amerika mengabadikan stereotip negara pisang yang diperkenalkan dalam cerita ini selama bertahun-tahun setelahnya. Sistem kolonial ini merupakan kelanjutan dari imperialisme luar negeri selama berabad-abad.
Imperialism di benua Amerika dimulai setelah kontak pertama pada tahun 1492 oleh Spanyol. Seperti telah kita ketahui, bangsa ini menaklukkan wilayah Dunia Baru yang luas diikuti oleh Portugis, Inggris, Prancis, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya.
Koloni-koloni awal mengirim sumber daya mentah seperti logam mulia dan gula ke negara yang mengendalikan dan dikendalikan oleh sistem penindasan yang serupa. Pendapatan dan bahan-bahan dari koloni Spanyol dan Portugis memungkinkan bangsawan Eropa mereka untuk mempertahankan dominasi di Eropa. Perusahaan swasta pun melampaui kekayaan mahkota kerajaan, memperkaya pengusaha yang berpartisipasi dalam kapitalisme global awal.
Pihak berwenang juga menjadikan penduduk pribumi sebagai pekerja paksa, khususnya di pertambangan. Pemerintah kerajaan menerima sistem korupsi dan eksploitasi ini saat mengembangkan koloni demi bisa mengisi pundi-pundi mereka.
Sementara itu gerakan kemerdekaan telah menyerukan pemisahan antara koloni dan negara penjajah dari waktu ke waktu dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Negara-negara Amerika Latin secara bertahap mencapai pembebasan pada awal tahun 1800-an.
Seperti halnya negara baru mana pun, mereka mengalami tantangan dalam membentuk pemerintahan dan ekonomi yang stabil. Inggris memanfaatkan kesempatan untuk menjalankan bentuk imperialisme baru.
Bank-bank Inggris memberikan pinjaman besar kepada negara-negara yang baru berdiri, yang segera terlilit utang. Untuk membayar iuran mereka, mereka sering menyusun ekonomi mereka dengan memproduksi dan mengekspor satu komoditas yang menguntungkan.
“Negara-negara industri mengimpor barang-barang manufaktur dengan biaya rendah. Namun persaingan ini menghambat kapasitas negara muda tersebut untuk mengembangkan industri dalam negeri,” ungkap Henry.
Tidak Hanya Pisang
Negara-negara dengan label republik pisang tidak selalu memproduksi pisang. Produk yang diekstraksi dalam sistem ini meliputi mineral, kopi, gula, biji-bijian, dan daging sapi. Meskipun pisang adalah yang paling terkenal, negara-negara yang paling terpengaruh bergantung pada barang-barang lainnya ini.
Gula dibudidayakan di setiap pulau di Karibia, dan kopi menjadi fokus di Amerika tengah. Lokasi yang berbeda menghasilkan barang yang berbeda, dan tenaga kerja perkebunan dapat mendominasi satu area dan tidak yang lain.
"Kota-kota kopi" pun hadir di seluruh Amerika tengah sebagai zona kota yang berbeda yang berpusat pada budidaya kopi secara intensif. Wilayah-wilayah ini memperoleh kekuatan politik melalui posisi mereka sebagai generator pendapatan yang kuat.
Pemerintah nasional sering kali menjadi berhutang budi kepada pemilik tanah yang luas, baik warga negara swasta maupun perusahaan. Mereka menggunakan intimidasi dan kekerasan untuk menegakkan kendali dan mempertahankan status quo di area-area ini, bahkan ketika perekonomian telah mengalami diversifikasi dan industrialisasi. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 4 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 5 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal