Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Neo Capella Amadeus

Balutan Nada Syahdu dalam Orkestra Klasik

Foto : dok Neo Capella Amadeus
A   A   A   Pengaturan Font

"Hanya saja musik klasik di Tanah Air masih diidentikkan sebagai musiknya orang kaya, kaum barat dan mahal. Padahal tidak demikian, dan sudah saya patahkan," terangnya.

Pola untuk meluruskan anggapan miring musik klasik yang diambilnya saat itu ialah dengan mengajarkan anak jalanan bermain musik klasik. "Dahulu saat tampil mereka (penonton) kita sajikan musik klasik kopi dangdut, dan setelah itu baru kita masinkan musik klasik sebenarnya, dengan membawakan karya Vivaldi. Dan terbukti para penonton terdiam dan bisa menikmati, itu artinya musik ini bisa diterima sebenarnya," terang Grace.

Dan impian Grace terhadap musik klasik di Indonesia juga sangat besar, baginya setiap negara maju tidak terkecuali di Indonesia butuh kepiawaian bermain musik orchestra klasik, ini diperlukan sebagai alat komunikasi antar bangsa. "Syukurnya kita sudah mulai terbangun, tiga tahun lalu bahkan telah diakui dan mendapat support langsung dari kiblatnya musik klasik di dunia yaitu, Wina, Asutria," ceritanya.

Melalui dukungan itu, Amedeus Music School memiliki sumber daya pengajar yang sangat mumpuni, bahkan kerap mengirim guru ke Wina, ataupun Jerman untuk mendapatkan pelatihan. Kemudian kurikulum yang dihadirkan dalam sekolah musik ini juga mengikuti standar Eropa. "Amedeus memiliki standar tinggi, sehingga apa yang kami ramu seperti kurikulim misalnya sangat mumpuni, bahkan Anda bisa melanjutkan sekolah ke Eropa setelah lulus dari sini," paparnya. ima/R-1

Memupuk Talenta Muda
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top