Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bahasa Politik Maskulinitas

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Ironisnya, ketika sikap politik seseorang tidak mencerminkan kejantanan, maka bahasa seksislah yang dipilih. Politisi yang dianggap penakut, umpamanya, disebut anak mami. Politisi semacam ini dianggap tidak layak tampil di panggung politik karena dipandang manja. Karakter 'anak mami' dinilai bertentangan dengan kejantanan yang harus dimiliki seorang politikus.

Paling Buruk

Kata banci juga sering digunakan dalam untuk politisi yang tidak bisa bersikap tegas. Dalam dunia patriarkal, banci dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap maskulinitas. Banci pun sering dipakai sebagai bahan ejekan untuk merendahkan seseorang, termasuk politikus, yang dianggap tidak memiliki karakter jantan.

Politisi demikian sesring dikirimi rok, lipstik dan pakaian dalam perempuan oleh lawannya. Sikap seksisme semacam ini terjadi akibat pengunggulan maskulinitas dalam politik. Baik dalam bahasa politik maupun laku politik, ucapan dan laku seksisme terus berlangsung karena dianggap sebagai suatu 'kewajaran.'

Bila seksisme merupakan diskriminasi terhadap jenis kelamin tertentu, begitu pula dalam bahasa politik hari ini. Politisi seolah tak bersalah menggunakan bahasa-bahasa seksis untuk menyerang lawan. Yang di panggung politik selalu berkotbah tentang nilai-nilai kemanusian, dalam keseharian malah memunggunginya tanpa malu.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top