Bagaimana Mengatasi Ketimpangan Gender di Pendidikan Tinggi?
Laboratorium teknik di salah satu institut penerima SBSN.
Kesetaraan gender bisa tercapai ketika perempuan dan laki-laki memiliki prospek dan peluang yang setara untuk berkontribusi di masyarakat.
Kalihputro Fachriansyah, National Development Planning Agency (BAPPENAS)
Kesetaraan gender bukan soal lebih mendukung perempuan dibandingkan laki-laki, melainkan tentang mengakui persamaan hak, tanggung jawab, dan peluang perempuan dan laki-laki. Kesetaraan gender hanya dapat diraih jika kita bisa sama-sama mempertimbangkan kepentingan perempuan dan laki-laki serta mengakui keragaman kelompok lintas gender.
Dalam konteks pembangunan, kesetaraan gender bisa tercapai ketika perempuan dan laki-laki memiliki prospek dan peluang yang setara untuk berkontribusi di masyarakat. Menghilangkan persyaratan jenis kelamin pada suatu lowongan pekerjaan adalah salah satu contoh membuka peluang yang sama bagi laki-laki maupun perempuan.
Namun, pada praktiknya, kesetaraan gender masih sulit diwujudkan karena tanpa disadari, cara berpikir dan perilaku sehari-hari kita masih bias gender. Ini menyebabkan masih kentalnya ketimpangan gender di ruang-ruang sosial, termasuk di institusi pendidikan tinggi. Padahal, Pasal 6 Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mengamanatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang nondiskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).
Ketimpangan gender di pendidikan tinggi
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya