Ayo Raih Mimpi, Anak-anak Pekerja Migran di Tawau Diminta Jangan Mudah Menyerah
Penutupan kegiatan Apresiasi Prestasi dan Seni tingkat SD yang diikuti anak-anak pekerja migran Indonesia, di Tawau, Sabah, Malaysia, Sabtu (16/11/2024).
Foto: ANTARA/HO-Konsulat RI TawauKuala Lumpur- Konsul RI Tawau Aris Heru Utomo mengajak anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menempuh pendidikan non-formal diCommunity Learning Center (CLC) di Tawau, Sabah, Malaysia, untuk tak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.
Dalam keterangannya yang diterima di Kuala Lumpur, Rabu, Aris mengatakan pihaknya juga meminta anak-anak tersebut tidak pernah putus asa ketika mengalami kekalahan saat menutup pelaksanaan Apresiasi Prestasi dan Seni (APSI) 2024 tingkat Sekolah Dasar (SD) secara luring di Konsulat RI Tawau.
Berkaca dari pertandingan sepak bola Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Tim Nasional (Timnas) Indonesia melawan Jepang di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Jumat (15/11) lalu, dimana tim Garuda harus takluk 4-0 melawan Samurai Biru (julukan timnas Jepang), ia mengatakan keberhasilan itu tentu tidak terjadi dengan tiba-tiba.
Ia mengatakan Jepang yang tidak pernah absen sejak 2002 di Piala Dunia mencapai keberhasilan melalui proses pembinaan yang panjang sejak anak-anak dan menyusun kurikulum sepakbola yang terpadu dan berjenjang mulai dari pusat hingga daerah dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk peran serta orang tua.
Mereka, kata Aris, bahkan menyosialisasikan sepak bola lewat manga Kapten Tsubasa ozora, yang menggambarkan upaya seorang anak menjadi pemain sepakbola profesional dunia yang menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.
Manga Kapten Tsubasa, menurut dia, dibuat antara lain untuk menginspirasi anak-anak di Jepang untuk menjadi pemain sepak bola. Bahwa profesi sebagai pemain bola tidak kalah bagus dengan lainnya.
Aris mengatakan saat ini masih ada masyarakat yang memandang prestasi belajar hanya dari aspek akademik saja, namun tidak pada bidang non-akademik seperti penyanyi, penari, pelukis, dan olahragawan, contohnya pemain sepak bola. Padahal sekarang ini banyak profesi-profesi yang berkembang di masyarakat justru berangkat dari prestasi di bidang non-akademik.
Jika dulu kebanyakan anak-anak bercita-cita menjadi dokter, insinyur, pilot, tentara, polisi atau guru, kata dia, tidak terpikirkan cita-cita sebagai seniman, pemain sepak bola, apalagi menjadi YouTuber atau vlogger,
APSI merupakan kegiatan tahunan sejak 2013 yang diselenggarakan oleh Konsulat RI Tawau bersama guru-guru CLC. Pada 2024 ini sebanyak 407 pelajar dari 32 CLC di wilayah kerja Konsulat RI Tawau ikut serta berpartisipasi dalam 11 jenis perlombaan yaitu story telling, membaca puisi, pidato, sains, matematika, menyanyi, menggambar, senam kesegaran jasmani, seni kriya, pencak silat, dan menari berpasangan.
Tujuan kegiatan, ujar Aris, untuk mengembangkan prestasi dan potensi anak-anak SD yang belajar di CLC yang berada di wilayah kerja Konsulat RI Tawau, yakni Tawau, Kunak, Lahad Datu, Kalabakan dan Semporna.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI