Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Aum, Kritik Sosial Samar Seorang Putu Wijaya

Foto : ISTIMEWA

pertunjukan teater

A   A   A   Pengaturan Font

Setelah melalui dialog panjang, rombongan akhirnya terpaksa mengakui orang yang di hadapannya adalah seorang Bupati. Mereka mendesak Bupati menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Anehnya mereka tidak pernah mengajukan pertanyaan sehingga Bupati dibuat pusing tujuh keliling.

Bupati terus didesak untuk menjawab pertanyaan. Namun sebelum menjawab pertanyaan ia meminta rombongan untuk mengajukan pertanyaan. Namun pertanyaan tidak pernah diajukkan. Dialog terus berkutat seputar pengajuan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

Pada dialog ini penonton menjadi sangat gemas. Mereka diajak pada keruwetan yang sebenarnya dengan mudah dapat diurai. Bukan mengajukan pertanyaan rombongan malah menunjukkan Bupati beberapa lelaki hamil. Bupati tambah bingung mengapa hal ini bisa terjadi. Dan rombongan itu terus meminta Bupati menjawab pertanyaan mereka.

"Kalo kamu tidak menjawab atau tidak mampu menjawab. Maka kami akan mengakhiri hidup," ancam nenek yang frustasi dengan nasib mereka karena pertanyaannya tidak pernah didengar sang penguasa.

Karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Bupati sesuai ancaman yang diucapkan mereka akhirnya melakukan bunuh diri massal. Adegan ini terinspirasi dari kasus yang terjadi di Guyana, Amerika Selatan pada 1978. Ketika itu para pengikut sekte People's Temple Stones melakukan bunuh diri massal di bawah arahan pemimpin mereka, Jim Jones. Total, terdapat 900-an orang meninggal akibat kejadian itu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top