Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gizi Buruk - Relokasi Warga Berpotensi Timbulkan Konflik

Asmat Kekurangan Dokter

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tetapi, relokasi ini mendapat penolakan dari Bupati Asmat Elisa Kambu dan para tetua adat di sana. Elisa beralasan memindahkan orangorang Papua tidak segampang itu karena terkait budaya, adat istiadat, hak ulayat, serta bagaimana mereka menanam dan sebagainya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan, Anak Yohana Yembise, juga tak sepakat dengan rencana Menteri Sosial itu. Menurut Yohana, rencana tersebut perlu dikaji lebih lanjut karena masyarakat Papua terdiri dari berbagai suku.

"Menurut saya, hal itu perlu dikaji dulu, suku, bahasa, dan budaya masyarakat Papua berbeda- beda. Papua itu terdiri dari 250 suku dan bahasa yang beda-beda," ujar Yohana di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Yohana menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan munculnya persoalan gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua. Perubahan pola hidup masyarakat Papua ikut memengaruhi persoalan gizi buruk itu.

Ia mengungkapkan, umumnya warga Papua saat ini sangat tergantung dengan pasokan beras miskin dari pemerintah. "Tadinya mereka kan menanam ubi, sagu, tapi setelah raskin masuk mereka tergantung dengan raskin.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top