Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlombaan Persenjataan

AS Tuding Iran Provokatif Terkait Pengayaan Uranium

Foto : AFP/JOHANNA GERON

Blinken di Brussels I Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken memberikan penjelasan tentang penarikan pasukan AS dari Afganistan di Brussels, Belgia, Kamis (15/4). Blinken juga merespons pengayaan uranium yang dilakukan Arab Saudi.

A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSELS - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyatakan keputusan Iran menaikkan tingkat pengayaan uranium hingga 60 persen, selepas insiden sabotase, sebagai bentuk provokasi.

"Kami menganggap serius pengumuman provokatif tentang rencana untuk memperkaya uranium hingga 60 persen," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam jumpa pers di Brussels, Belgia, Kamis (15/4).

Pernyataan Blinken disampaikan di sela-sela kunjungan ke markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sejumlah negara Eropa yang turut menandatangani perjanjian pembatasan nuklir (Joint Comprehensive Plan of Act atau JCPOA) pada 2015 menyatakan kebijakan Iran tidak sejalan dengan niat untuk kembali menghidupkan kesepakatan itu.

"Saya harus mengatakan keputusan Iran tidak sejalan dengan proses perundingan nuklir yang sedang berjalan dan tidak sejalan dengan perjanjian nuklir," kata Blinken. Iran sudah mengirimkan surat resmi ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai keputusan untuk peningkatan pengayaan uranium tersebut.

Meski belum ada penjelasan detail waktu pengayaan itu dimulai, keputusan ini memicu kekhawatiran negara-negara lain, terutama yang terlibat dalam perjanjian nuklir Iran. Berdasarkan perjanjian yang disepakati pada 2015 tersebut, Iran hanya boleh memperkaya uranium hingga 3,67 persen. Angka ini jauh dari yang diperlukan mengembangkan senjata nuklir, yaitu 90 persen. Iran terus meningkatkan persentase pengayaan uranium sejak Amerika Serikat di masa kepemimpinan Presiden Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir secara sepihak.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top