
AS Kecam Manuver Berbahaya Helikopter Tiongkok
Sebuah helikopter milik Angkatan Laut Tiongkok saat melakukan manuver terbang berbahaya dekat pesawat milik Dinas Perikanan Filipina yang terbang di atas Scarborough Shoal, LTS, pada Selasa (18/2).
Foto: AFP/Jam STA ROSAMANILA – Amerika Serikat (AS) mengecam manuver berbahaya yang dilakukan helikopter Angkatan Laut Tiongkok yang membahayakan keselamatan pesawat milik pemerintah Filipina yang berpatroli di beting yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan (LTS), kata duta besarnya di Manila pada Rabu (19/2).
Dalam sebuah posting di media sosial X, Duta Besar AS, MaryKay Carlson, juga meminta Tiongkok untuk menahan diri dari tindakan koersif dan menyelesaikan perselisihannya secara damai sesuai dengan hukum internasional.
Filipina mengatakan pada Selasa (18/2) malam bahwa mereka sangat terganggu oleh tindakan penerbangan Angkatan Laut Tiongkok yang tidak profesional dan gegabah dan bahwa mereka akan mengajukan protes diplomatik.
Penjaga Pantai Manila sebelumnya mengatakan bahwa sebuah helikopter Angkatan Laut Tiongkok melakukan manuver penerbangan berbahaya saat terbang dekat dengan pesawat pemerintah yang sedang melakukan pengawasan di atas Scarborough Shoal hingga membahayakan nyawa pilot dan penumpangnya.
Tiongkok membantah pernyataan Manila, dengan mengatakan bahwa pesawat Filipina secara ilegal menyusup ke wilayah udara Tiongkok dan menuduh tetangganya di Asia tenggara tersebut telah menyebarkan narasi palsu.
Dinamakan berdasarkan nama kapal Inggris yang kandas di atol tersebut hampir tiga abad lalu, Scarborough Shoal adalah salah satu fitur maritim yang paling diperebutkan di LTS, tempat Beijing dan Manila telah berulang kali bentrok.
“Filipina memiliki kedaulatan dan yurisdiksi yang tidak dapat disangkal atas Bajo de Masinloc,” kata dewan maritimnya dalam sebuah pernyataan, menggunakan nama Manila untuk beting tersebut.
Tiongkok mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh LTS yang merupakan sebuah jalur perairan vital bagi perdagangan kapal senilai lebih dari 3 triliun dollar AS setiap tahunnya, yang membuatnya berselisih dengan Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Putusan arbitrase tahun 2016 membatalkan klaim ekspansif Tiongkok, tetapi Beijing tidak mengakui keputusan tersebut.
Pembangunan Vietnam
Terkait dengan sengketa LTS, Tiongkok pada Rabu juga menentang aktivitas pembangunan Vietnam di pulau kecil yang disengketakan di LTS yang dikenal sebagai Barque Canada Reef.
Diduduki oleh Vietnam sejak tahun 1980-an, terumbu karang di Kepulauan Spratly itu diklaim oleh beberapa negara dalam perselisihan yang meningkat saat Tiongkok dan AS bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Vietnam.
“Terumbu karang tersebut merupakan bagian dari wilayah Tiongkok,” kata juru bicara , kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa Tiongkok selalu menentang pendudukan ilegal atas pulau-pulau dan terumbu karang.
Menurut sebuah studi oleh Universitas Kelautan Guangdong dan Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok yang sedang ditinjau untuk dipublikasikan di Jurnal Oseanografi Tropis, langkah reklamasi lahan Vietnam telah memperluas kawasan di terumbu karang itu sebanyak 10 kali lipat sejak 2022.
Studi tersebut menambahkan bahwa Vietnam telah mengeruk saluran selebar 299 meter di terumbu karang, cukup untuk berlabuh kapal-kapal besar, seperti kapal perang.
Pada tahun 2024, Tiongkok menolak klaim kedaulatan Vietnam atas gugus Kepulauan Paracel dan Spratly, dengan mengatakan klaimnya sendiri atas kedua gugus pulau tersebut didukung oleh sejarah. Sedangkan Vietnam sebelumnya telah mengutip dasar hukum yang lengkap dan bukti sejarah yang cukup atas klaimnya terhadap terumbu karang tersebut.
Kedua negara tetangga yang memiliki hubungan ekonomi erat ini sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam masalah keamanan sebagai langkah menuju pembangunan komunitas dengan masa depan bersama, selama kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, ke Hanoi pada bulan Desember lalu. ST/I-1
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 3 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 4 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 5 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan
Berita Terkini
-
Unit Penyimpanan Energi ECO STOR di Jerman, Langkah Baru dalam Transisi Energi
-
Claudio Ranieri: Paulo Dybala "Cahaya" di Roma
-
Menjelang Pertemuan Menlu G20, Wamenlu Indonesia Tiba di Afrika Selatan
-
Ini 16 Tim yang Lolos ke 16 Besar Liga Europa
-
Soal Limbah di Marunda, Rano Karno Minta Kesadaran warga