Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Ukraina: Russia Mungkin Juga Terima Peluncur Misil dari Korut

AS Jatuhkan Sanksi Terkait Transfer Misil Korut

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Pertemuan Kim-Putin | Pemimpin Korut, Kim Jong-un (kanan), saat bertemu dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, di Kosmodrom Vostochny di Wilayah Amur pada 13 September lalu. Pada pertemuan itu diduga antara telah disepakati transaksi penjualan senjata Korut bagi Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terhadap 3 entitas Russia dan 1 individu karena terlibat dalam transfer dan pengujian misil balistik Korea Utara (Korut) untuk digunakan Russia melawan Ukraina.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengumumkan hal tersebut dalam sebuah pernyataan pada Kamis (11/1), dengan mengatakan bahwa pengiriman misil balistik Pyongyang ke Moskwa itu telah mendukung perang agresi, meningkatkan penderitaan rakyat Ukraina, dan melemahkan rezim non proliferasi global.

"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut," kata Menlu Blinken dalam sebuah pernyataan.

Blinken pun mengatakan bahwa AS akan terus memantau dengan cermat setiap dukungan dari Russia ke Korut sebagai imbalan atas transfer senjata tersebut. Dia menambahkan bahwa Washington DC akan menggunakan semua cara yang ada untuk menunjuk dan mengungkap individu dan entitas yang terlibat dalam transfer senjata antara kedua negara.

Sehubungan dengan hal tersebut, Duta Besar Korut untuk PBB, Kim Song, membantah keras soal telah terjadinya transfer senjata Korut ke Russia di dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis malam.

Sementara itu pihak Kementerian Unifikasi Korsel mengkritik Korut sehubungan dengan protes dari Dubes Kim Song di Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Russia ke Ukraina dengan misil Korut.

Wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Kim In-ae, menyatakan pada Jumat (12/1) bahwa transaksi senjata antara Korut dan Russia dikonfirmasikan dengan benar walaupun dua negara terus membantah hal tersebut.

Menurut Kim, transaksi senjata antara Korut dan Russia jelas melanggar resolusi DK PBB dan juga merupakan aksi ilegal yang melanggar norma dunia internasional.

Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina pada Rabu (10/1), AS, Jepang, dan beberapa negara anggota lainnya mengutuk transfer senjata Korut ke Russia dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor beritaKCNApada Jumat, Dubes Kim Song mengatakan negaranya tidak ada hubungannya dengan pembahasan agenda tersebut, dan menambahkan bahwa ia merasa tidak perlu mengomentari setiap tuduhan AS yang tidak berdasar. Utusan Korut tersebut juga menegaskan klaim Pyongyang bahwa perang di Ukraina adalah akibat dari kebijakan konfrontatif Washington DC yang melanggar kepentingan keamanan Russia yang masuk akal dan adil.

Laporan Ukraina

Sanksi AS itu dijatuhkan setelah sebelumnya Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa pasukan Russia telah menerima lebih dari 1 juta butir amunisi dari Korut. Kemudian pemerintah Ukraina menyatakan bahwa misil balistik jarak pendek yang digunakan oleh Russia untuk menyerang Ukraina adalah misil Iskander asal Korut.

Kantor berita Jepang,Kyodo, melaporkan bahwa otoritas Ukraina menegaskan identitas misil yang jatuh di Kharkiv adalah misil asal Korut berdasarkan hasil analisis puing-puing misil yang diluncurkan oleh Russia ke kota itu.

Bentuk misil yang diambil hampir sama dengan misil Iskander edisi Korut, KN-23, termasuk bagian atas dari misil, diameter bagian bawah, serta jumlah baut yang digunakan, hampir sama dengan misil Korut.

Seorang pejabat pemerintah Ukraina kemudian mengatakan bahwa KN-23 tidak dapat diluncurkan oleh peralatan peluncur misil Russia, sehingga kemungkinan Russia juga telah menerima peralatan peluncur misil dari Korut.

Pada Kamis lalu, Menteri Pertahanan Korsel mengisyaratkan bahwa Korut dapat menyediakan misil balistik jarak pendek jenis baru kepada Russia. KBS/ST/NHK/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top