Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubugan Multilateral

AS Ingin Asean Lebih Berperan dalam Diplomasi dengan Myanmar

Foto : AFP/HANDOUT/FREE BURMA RANGERS

SERANGAN UDARA I Foto dari kelompok kemanusiaan Free Burma Rangers yang dirilis pada Rabu (4/5) menunjukkan sisa-sisa bangunan yang terbakar setelah serangan udara dan serangan mortir oleh militer Myanmar.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) ingin para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) untuk memainkan "peran yang lebih mendalam" dalam upaya mengembalikan Myanmar ke jalur demokrasi setelah kudeta tahun lalu, Rabu (11/5).

Pernyataan seorang pejabat tinggi AS untuk Asia keluar menjelang pertemuan Presiden Joe Biden dengan para pemimpin dari kawasan itu minggu ini.

Asean telah melarang junta Myanmar menghadiri pertemuan puncaknya sampai mereka melihat kemajuan dalam "konsensus" lima poin yang disepakati tahun lalu, dengan harapan itu dapat mengakhiri kekerasan yang telah meletus sejak militer merebut kekuasaan dan menahan para pemimpin negara yang dipilih secara demokratis, termasuk peraih nobel perdamaian, Aung San Suu Kyi.

Koordinator Indo-Pasifik AS, Kurt Campbell, berbicara di Institut Perdamaian AS, mengatakan pemerintahan Biden akan "mendorong diplomasi yang lebih besar" di Myanmar dalam pertemuan dengan para pemimpin Asean di Washington pada Kamis dan Jumat.

"Kami berharap Asean untuk mengambil inisiatif nyata dalam hal bagaimana melibatkan pemerintah saat ini dan oposisi tentang jalan ke depan," kata Campbell.

Inisiatif Penting

Campbell mengatakan blok regional 10 negara itu telah memulai inisiatif penting pada krisis, termasuk menunjuk seorang utusan untuk membawa pesan kepada junta militer Myanmar, tetapi "sebagian besar dari mereka belum membuahkan hasil".

"Amerika Serikat akan melanjutkan peran aktifnya bekerja sama dengan mitra lain, tetapi kami ingin Asean memainkan peran yang lebih dalam diplomasi kritis tentang langkah selanjutnya di Burma," tambahnya, menggunakan nama lain untuk Myanmar.

Kudeta Februari 2021 di Myanmar memicu protes nasional, yang secara brutal ditekan oleh militer dan menyebabkan beberapa orang mengangkat senjata melawan junta.

Pertumpahan darah itu memicu tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Asean, yang biasanya menerapkan kebijakan non-intervensi dalam urusan anggotanya, untuk tidak mengundang pemimpin junta, Min Aung Hlaing, dan pejabat militer lainnya dari pertemuan puncak Asean.

Washington mengatakan akan mengikuti jejak Asean dalam partisipasi Myanmar dalam KTT dengan hanya mengundang perwakilan non-politik dari negara tersebut.

Seperti dikutip dari VoA, KTT antara Amerika Serikat dan Asean yang digelar pada minggu ini akan menekan Washington untuk mengejar ketertinggalannya dari Tiongkok dalam pemberian dukungan pembangunan ekonomi terhadap Asia Tenggara, wilayah berpenduduk 680 juta orang, demikian menurut para ahli.

Para analis yakin, negara-negara Asean ingin menghindari ketergantungan yang berlebihan pada perdagangan dan investasi Tiongkok. Tetapi, mereka mengatakan kawasan itu hanya mendapat sedikit bantuan dari AS.

Prospek lebih banyaknya dukungan ekonomi AS bisa menjadi landasan kuat bagi KTT Khusus ASAsean yang akan berlangsung Kamis dan Jumat, 12-13 Mei 2022.

"Sudah banyak penekanan mengenai aspek politik dan keamanan, dan inisiatif ekonomi tampaknya tertinggal," kata Aaron Rabena, peneliti di Asia Pacific Pathways to Progress Foundation di Manila.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top