Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketegangan di Ukraina I Putin Perintahkan Tentara ke Wilayah Ukraina yang Pisahkan Diri

AS dan Eropa Siapkan Sanksi Tambahan bagi Russia

Foto : AFP/Aris Messinis

Serangan Artileri l Asap membubung dari sebuah pusat pembangkit listrik di luar Kota Schastia dekat Lugansk di Ukraina timur pada Selasa (22/2) setelah terjadi serangan artileri. Situasi di perbatasan Ukraina terus memanas setelah Russia mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Russia di Ukraina timur.

A   A   A   Pengaturan Font

"Sanksi putaran pertama itu secara khusus dikaitkan dengan tindakan tersebut dan tidak mewakili sanksi-sanksi ekonomi yang cepat dan keras yang telah kami persiapkan dalam koordinasi dengan sekutu-sekutu dan mitra-mitra seandainya Russia menginvasi Ukraina lebih jauh," ungkap seorang pejabat senior Biden mengatakan kepada wartawan.

Perintah Biden juga melarang investasi baru, perdagangan dan pembiayaan oleh AS di wilayahn Donetsk dan Luhansk. "Ini bukan sekadar mengenai keamanan Russia. Ini adalah serangan terhadap kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina. Putin membuat jelas bahwa ia memandang Ukraina secara historis adalah bagian dari Russia. Dan ia mengeluarkan sejumlah klaim palsu terkait perselisihan mengenai Ukraina yang dianggap dirancang untuk menjadi alasan bagi kemungkinan aksi militer. Ini adalah pidato kepada rakyat Russia untuk menjustifikasi perang," imbuh pejabat senior itu.

Persiapan Evakuasi WNI

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Kyiv, Ukraina, telah menyusun rencana kontijensi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perang. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, pada Selasa (22/2) mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dan memantau secara cermat perkembangan di Ukraina.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top