Jumat, 06 Des 2024, 02:10 WIB

AS Bentuk Unit Pasukan Antariksa di Jepang

Kepala Pasukan Antariksa AS di Indo-Pasifik, Brigadir Jenderal Anthony Mastalir

Foto: spaceforce.mil

TOKYO - Angkatan Antariksa Amerika Serikat (AS) akan membentuk unit pertamanya di Jepang, yang menurut seorang anggota seniornya dirancang untuk meningkatkan pertahanan dan penangkalan aliansi di tengah ancaman dari Tiongkok, Russia, dan Korea Utara (Korut).

Menurut laporan sejumlah media, saat ini Tiongkok, Russia, dan Korut, mungkin telah mengembangkan metode untuk menghancurkan atau menonaktifkan satelit, termasuk dengan menyerang, menabrak, dan mengganggu satelit.

Tiongkok, khususnya, dengan cepat meningkatkan jumlah peluncuran satelit untuk membantu misinya di Bumi, sementara Russia mungkin mengembangkan senjata nuklir untuk menghancurkan satelit dan menciptakan ladang puing-puing di luar angkasa.

“Dibentuk pada Rabu (4/12), unit Pasukan Antariksa AS di Jepang akan beroperasi dari Pangkalan Udara Yokota di Tokyo barat dengan staf sekitar 10 orang dan berada di bawah komando Pasukan AS di Jepang,” demikian laporan Stars and Stripes, surat kabar harian militer Amerika.

Brigadir Jenderal Anthony Mastalir, kepala Pasukan Antariksa AS di Indo-Pasifik yang berbasis di Hawaii, mengatakan bahwa pengaktifan unit baru itu menandai momen penting dalam operasi antariksa di kawasan Indo-Pasifik.

“Luar angkasa menjadi semakin padat, diperebutkan, dan sangat penting bagi keamanan nasional,” ungkap Mastalir, seraya menegaskan adanya ancaman yang terus berlanjut seperti dari Korut dan Russia.

Mastalir pun mengatakan bahwa Tiongkok terus terlibat dalam taktik ilegal, pemaksaan, agresif, dan menipu yang mengancam stabilitas kawasan Indo-Pasifik, sementara Tiongkok menggunakan satelitnya untuk melacak dan menargetkan aset terestrial AS dan sekutunya.

“Apa yang telah kita lihat selama lima hingga sepuluh tahun terakhir ini adalah peningkatan investasi di Tiongkok dalam hal kemampuan luar angkasa militer,” ucap Mastalir.

Tugas sehari-hari Pasukan Antariksa AS di Jepang akan mencakup koordinasi dengan mitranya dari Jepang, Pasukan Bela Diri Udara Jepang, sembari mengawasi Korut yang telah berulang kali melakukan uji coba misil, dan Tiongkok yang terus meningkatkan aktivitasnya di luar angkasa.

Reaksi Tiongkok

Dibentuk pada Desember 2019 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Pasukan Antariksa AS saat ini memiliki lebih dari 14.000 personel. Misinya termasuk melacak ancaman terhadap tanah air AS dan melindungi satelit Amerika.

Tiongkok, Russia, dan Korut belum memberikan komentar pada informasi ini diterbitkan. Tetapi media yang dikelola pemerintah Tiongkok, Global Times, mengatakan bahwa unit baru itu akan memperkuat peran AS sebagai “ancaman” di kawasan Asia-Pasifik, dan menuduhnya telah melakukan kontrol terhadap Jepang, termasuk akan mempengaruhi kebijakan ekonomi dan luar negeri Jepang.

“Jepang khususnya, digambarkan oleh Washington DC berada di garis depan dalam konfrontasi Amerika yang semakin meningkat dengan Tiongkok. Pada kenyataannya, Jepang hanya diberi sedikit pilihan,” kata Global Times. “AS memperluas komponen Angkatan Antariksa hanya untuk memfasilitasi operasi militer Amerika yang tersebar di seluruh planet ini, bukan untuk memperluas kemampuannya yang sebenarnya di luar angkasa,” imbuh media itu. RFA/NHK/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: