Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I PBB Minta Warga Russia yang Protes Kebijakan Wajib Militer Dibebaskan

AS akan Terus Tekan Russia

Foto : AFP/Anatolii Stepanov

Penegasan AS I Seorang tentara Ukraina berjalan melewati tank Russia yang hancur di garis depan peperangan di wilayah Donetsk pada Rabu (28/9). AS menyatakan bahwa akan terus menekan Russia dalam beberapa hari ke depan setelah Moskwa melaksanakan referendum aneksasi “palsu” di ­wilayah Ukraina yang diduduki­nya.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemungutan suara tersebut dilaksanakan di kawasan Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur, Zaporizhzhia di tenggara, dan Kherson di selatan. Pihak berwenang yang didukung Russia mengklaim telah melakukan referendum selama lima hari di sejumlah provinsi yang membentuk sekitar 15 persen dari wilayah Ukraina.

Presiden Russia, Vladimir Putin, akan mengumumkan pencaplokan itu dalam pidatonya dalam beberapa hari, lebih dari sepekan sejak dia mendukung pelaksanaan referendum tersebut, memerintahkan mobilisasi militer di dalam negeri dan mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika perlu demi mempertahankan Russia.

Sementara itu dari Jenewa, Swiss, dilaporkan bahwa kantor hak asasi manusia (HAM) PBB menyerukan pembebasan orang-orang Russia yang ditangkap karena memprotes kebijakan wajib militer yang diumumkan oleh Presiden Putin untuk meningkatkan kapasitas tempur militer Russia di Ukraina.

Perintah Putin itu memicu protes massal antiperang. Dilaporkan hampir 2.400 pengunjuk rasa ditangkap di berbagai lokasi di seluruh Russia, menyusul pernyataan Presiden Putin Rabu (21/9) lalu, tentang pengerahan sebagian pasukan cadangan untuk bergabung dalam invasi ke Ukraina.

Juru bicara HAM PBB, Ravina Shamdasani, mengatakan bahwa bentrokan meletus antara demonstran dan polisi dalam beberapa insiden, tetapi sebagian besar protes berlangsung damai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top