Sabtu, 30 Nov 2024, 02:40 WIB

Aplikasi dari Swedia Berupaya Akhiri Pertengkaran Terkait Pembagian Tugas Rumah

Sebuah keluarga bekerja sama dalam mengerjakan tugas di rumah. Berkat aplikasi yang diciptakan oleh seorang mahasiswa di Swedia dan diluncurkan pada awal September lalu, kini sebuah keluarga tak perlu lagi saling lempar tanggung jawab saat membagi tugas

Foto: sweden.se

Siapa yang seharusnya berkewajiban mengerjakan tugas rumah? Kini sudah ada aplikasi yang mengatur hal itu yang dibuat dalam upaya untuk membuat pembagian tugas oleh seorang mahasiswa teknik di KTH Royal Institute of Technology, Stockholm, Swedia, yang awalnya mengembangkan aplikasi bagi keluarga ini untuk mengatur dan melacak tugas-tugas yang seringkali menjadi tanggung jawab perempuan.

Di antara para pengadopsi awal aplikasi ini adalah Marko, 40 tahun, dan Neha Sarcevic, 37 tahun, sepasang suami istri pemilik bisnis yang tinggal di Taby, pinggiran Kota Stockholm, yang memiliki dua orang anak kecil berusia tiga dan empat tahun.

“Kami pikir, oke, mari kita coba ini, mungkin ini bisa menyelesaikan banyak masalah yang kami alami di rumah,” kata Neha kepada AFP.

Suaminya setuju, dan mengatakan aplikasi tersebut, yang sejauh ini memiliki sekitar 2.000 pengguna, bisa memicu jawaban atas tanggung jawab tugas di rumah misalnya kalau ada yang tidak beres, siapa yang bertanggung jawab?

Neha lalu menjabarkan tugas-tugas khusus untuk keluarga mereka di layar ponselnya seperti menggantung mantel anak-anak ketika mereka tiba di rumah, mengosongkan tas olahraga mereka, mencuci piring, membuang sampah di tempat daur ulang. Pengaturannya sebenarnya amat sederhana karena pengguna tinggal memasukkan tugas pilihan mereka ke dalam aplikasi.

Anggota keluarga lainnya kemudian dapat mengikuti kemajuan mereka dan mengirimkan pengingat jika suatu tugas tidak selesai tepat waktu.

Neha mengatakan dia menyukai fitur tersebut, tetapi ia sendiri tidak sering menggunakannya dan jawaban itu membuat suaminya tertawa.

Ide untuk aplikasi ini lahir setahun yang lalu ketika ayah dari mahasiswa teknik bernama Victor Fredrikson bosan mengingatkan anaknya untuk merapikan kamar dan mencuci pakaiannya.

“Jadi akhirnya pada suatu hari dia pada dasarnya sudah muak dan berkata seperti, mengapa kamu tidak memprogram sebuah aplikasi saja sehingga saya tidak perlu terus-terusan mengomel soal mencuci pakaianmu,” ucap CEO berusia 23 tahun itu kepada AFP.

“Dan saya menanggapinya secara harfiah dan berbicara dengan teman mahasiswa sekelas saya yang merupakan pencipta aplikasi ini, Marcus Pahlman dan Elias Floreteng, hingga kemudian lahirlah Accord,” ungkap Fredrikson.

Idenya, Fredrikson menjelaskan, adalah mengubah tugas rumah tangga menjadi pengalaman yang bermanfaat. “Accord merupakan jawaban kami untuk mencapai keharmonisan keluarga dan mengatasi masalah-masalah yang hampir dihadapi setiap keluarga setiap harinya.”

Platform Penghargaan

Aplikasi tersebut, yang resmi diluncurkan pada awal September lalu, memungkinkan anggota keluarga untuk menunjukkan penghargaan mereka ketika seseorang menyelesaikan tugas. Dengan mengungkap siapa yang melakukan apa di sekitar rumah, platform ini juga dapat membantu mengatasi kesenjangan gender yang masih ada dalam tugas rumah tangga.
“Kami ingin orang-orang lebih banyak membahasnya dan lebih terlibat dalam diskusi keluarga tentang tugas-tugas rumah tangga dan membuat pekerjaan yang tadinya tak terlihat menjadi terlihat, dan melihat siapa yang melakukan apa dan membantu memulai diskusi itu,” kata Floreteng.

Menurut sebuah studi oleh badan PBB, UN Women, yang diterbitkan pada Oktober 2023, perempuan di seluruh dunia menghabiskan rata-rata 2,8 jam lebih banyak untuk mengerjakan tugas rumah tangga yang tidak dibayar daripada pria per harinya. Begitu cukup umur, Neha dan Marko juga berharap dapat memasukkan anak-anak mereka ke aplikasi tersebut.

“Bersihkan kamar, kamu dapat poin. Ayo masak makan malam bersama, dapat poin,” kata Marko, seraya menambahkan bahwa itu bisa menjadi dasar untuk tunjangan uang saku mereka.

Pasangan ini sebenarnya telah mempekerjakan seorang au pair (ART) untuk membantu menjaga anak-anak mereka. Namun Neha mengatakan bahwa dengan menggunakan aplikasi ini, ia dapat memantau perkembangan di rumah tanpa perlu bertanya apakah anak-anak sudah diberi makan atau dimandikan.

“Itu juga membuat pikiran saya sebagai seorang ibu menjadi sedikit lebih rileks,” ungkap Neha.  AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: