Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Layanan Keuangan | Pembiayaan untuk BNPL per Juli 2024 Tumbuh 73,55%

Antisipasi Risiko Kredit Macet Penggunaan "Paylater"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Peningkatan penggunaan layanan "paylater" oleh masyarakat saat ini menandakan daya beli masyarakat menurun karena kecepatan kenaikan inflasi tak sebanding dengan kenaikan pendapatan.

JAKARTA - Potensi kredit macet dari peningkatan penggunaan layanan beli sekarang bayar nanti (paylater) perlu diantisipasi di tengah daya beli masyarakat yang menurun. Kondisi ini akan mengancam lembaga keuangan jika banyak terjadi non performing loan (kredit macet).

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, memperingatkan jika kredit macet bertambah, maka kinerja dan likuiditas lembaga jasa keuangan dapat terganggu. Menurut dia, peningkatan penggunaan layanan paylater oleh masyarakat saat ini menandakan daya beli masyarakat menurun karena kecepatan kenaikan inflasi tidak sebanding dengan kenaikan upah.

"Artinya, kenaikan harga tidak diikuti kenaikan upah sehingga masyarakat yang memang harus beli barang, tapi tidak mampu makanya solusinya paylater," tuturnya di Jakarta, Rabu (11/9).

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan outstanding pembiayaan untuk transaksi beli sekarang bayar nanti atau buy now pay later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan (PP) per Juli 2024 tumbuh 73,55 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 7,81 triliun rupiah.

"Angka ini lebih rendah dari paylater pada perbankan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, di Jakarta, Sabtu (7/9).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top