Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anggrek Dewata, Program Inovatif PEP Limau Field untuk Pertanian Berkelanjutan

Foto : istimewa

PT Pertamina EP Limau Field dengan program unggulan Agribisnis Penggerak (kembali) Desa Wisata Air Talas (Anggrek Dewata) menunjukkan komitmen perusahaan dalam menerapkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

A   A   A   Pengaturan Font

PT. Pertamina EP Limau Field dengan program unggulan Agribisnis Penggerak (kembali) Desa Wisata Air Talas (Anggrek Dewata) menunjukkan komitmen perusahaan dalam menerapkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

JAKARTA - PT. Pertamina EP Limau Field dengan program unggulan Agribisnis Penggerak (kembali) Desa Wisata Air Talas (Anggrek Dewata) menunjukkan komitmen perusahaan dalam menerapkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Program Anggrek Dewata yang dirancang dengan tiga sub-program yang terintegrasi secara menyeluruh, yakni BU JUSI (Budidaya Jeruk Siam Organik), BUDE ARTA MAJU (Ibu-Ibu Desa Air Talas Mengolah Jeruk), dan PUTERI JELITA (Pupuk Cair Organik dari Limbah Kulit Jeruk Air Talas).

Tujuan utama dari program ini adalah mengembalikan kondisi awal agrowisata di Desa Air Talas melalui pemberdayaan masyarakat sehingga tercipta kemandirian dalam masyarakat. Pertamina EP Limau Field adalah salah satu lapangan Pertamina Hulu Rokan Zona 4 yang berada di Sumatera Selatan dengan wilayah kerja meliputi Kota Prabumulih, Kabupaten Muara Enim, dan Kabupaten Lahat dengan produksi minyak sebesar 3.898 BOPD dan gas sebesar 9,36 MMSCFD.

Senior Manager EP Limau Field Dadang Soewargono mengatakan, Program Anggrek Dewata telah terbukti merubah sistem pertanian menjadi ramah lingkungan dan mengentaskan angka kemiskinan serta memberikan manfaat kepada lebih dari 900 orang. "PT Pertamina EP Limau Field telah menginisiasi program Agribisnis Penggerak (Kembali) Desa Wisata Air Talas atau disebut Anggrek Dewata. "Anggrek Dewata menjadi komitmen kami dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di ring 1 EP Limau Field yg berfokus kepada Environmental Sustainable & Governance (ESG) dan target Sustainable Development Goals (SDGs)," tutur Dadang di Jakarta, Selasa (28/11).

Dalam menghadapi penurunan produktivitas pertanian jeruk siam akibat hama CVPD, sub-program BU JUSI bertujuan untuk memberikan solusi kepada petani jeruk. Penyakit ini menyebabkan penurunan produktivitas dari 5 ton/Ha menjadi 3 ton/Ha, dengan dampak signifikan terhadap pendapatan petani, yang turun dari Rp3.750.000 menjadi Rp2.250.000. Hama CVPD menyebar luas selama pandemi Covid-19 dan suhu tinggi, meningkatkan penggunaan pupuk anorganik dan mengakibatkan kenaikan harga.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top