Anggota Parlemen AS Dukung Teori Kebocoran Laboratorium Tiongkok terkait Covid-19
Ilustrasi. Laporan setebal 520 halaman tersebut membahas respons tingkat federal dan negara bagian, serta asal muasal pandemi dan upaya vaksinasi.
Foto: IstimewaWASHINGTON - Setelah penyelidikan selama dua tahun, anggota parlemen Amerika Serikat (AS), pada hari Senin (2/12), menyimpulkan teori virus Covid-19 yang menewaskan 1,1 juta warga AS bocor dari laboratorium milik Tiongkok.
Dikutip dari The Straits Times, laporan setebal 520 halaman dari Subkomite Terpilih DPR tentang Pandemi Virus Corona yang dikendalikan Partai Republik, mengamati respons di tingkat federal dan negara bagian, serta asal-usul pandemi dan upaya vaksinasi.
"Karya ini akan membantu Amerika Serikat, dan dunia, memprediksi pandemi berikutnya, mempersiapkan diri menghadapi pandemi berikutnya, melindungi diri kita dari pandemi berikutnya, dan mudah-mudahan mencegah pandemi berikutnya," kata ketua panel Brad Wenstrup dalam suratnya kepada Kongres.
Badan-badan federal AS, Organisasi Kesehatan Dunia, dan para ilmuwan di seluruh dunia telah sampai pada kesimpulan berbeda-beda tentang kemungkinan asal-usul Covid-19, dan belum ada konsensus yang muncul.
Banyak yang meyakini virus itu menyebar dari hewan di Tiongkok, tetapi analisis intelijen AS mengatakan pada tahun 2023 bahwa virus itu mungkin telah direkayasa secara genetika dan bocor dari laboratorium virologi di kota Wuhan, tempat kasus manusia pertama kali muncul.
Panel kongres yakin dengan teori kebocoran laboratorium setelah bertemu 25 kali, melakukan lebih dari 30 wawancara yang ditranskripsi dan meninjau lebih dari satu juta halaman dokumen.
Investigasi tersebut mencakup wawancara selama dua hari secara tertutup dengan Anthony Fauci, ilmuwan pemerintah yang menjadi pakar paling tepercaya di negara itu pada hari-hari awal wabah yang kacau di tahun 2020.
Bentrokan Fauci dengan mantan dan presiden baru Donald Trump atas tanggapan tersebut memicu kemarahan di pihak kanan, dan dia sekarang hidup dengan perlindungan keamanan setelah adanya ancaman pembunuhan terhadap keluarganya.
Partai Republik menuduh ahli imunologi berusia 83 tahun itu membantu memicu pandemi terburuk dalam satu abad dengan menyetujui pendanaan yang diberikan kepada ilmuwan Tiongkok yang mereka tuduh memproduksi virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Di antara kesimpulan utamanya, laporan tersebut mengatakan Institut Kesehatan Nasional memang telah mendanai penelitian gain-of-function yang kontroversial, yang berupaya meningkatkan virus sebagai cara untuk menemukan cara untuk memeranginya di Institut Virologi Wuhan.
Fauci dengan marah membantah telah menutup-nutupi asal-usul Covid-19 di hadapan panel pada bulan Juni, dengan menyatakan bahwa “secara molekuler tidak mungkin” bagi virus kelelawar yang diteliti di laboratorium tersebut untuk diubah menjadi virus yang menyebabkan pandemi.
Namun laporan panel tersebut mengatakan SARS-CoV-2 “kemungkinan muncul karena kecelakaan laboratorium atau penelitian.”
Beijing membalas laporan tersebut pada tanggal 3 Desember, dengan mengatakan bahwa laporan tersebut “tidak memiliki kredibilitas” dan menuduh Amerika Serikat menggunakan wabah tersebut untuk “manipulasi politik”.
"Kesimpulan ilmiah resmi yang ditarik oleh tim ahli gabungan Tiongkok-WHO adalah bahwa kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian dalam konferensi pers rutin.
“Dengan tidak adanya bukti substantif, apa yang disebut laporan AS tersebut telah mengarang kesimpulan yang menyesatkan, memfitnah Tiongkok (dan) menanamkan bukti palsu,” katanya.
Penyelidikan tersebut juga menemukan bahwa karantina wilayah “lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaatnya” dan bahwa kewajiban memakai masker “tidak efektif dalam mengendalikan penyebaran Covid-19,” yang bertentangan dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa memakai masker di tempat umum dapat mengurangi tingkat penularan.
Pedoman menjaga jarak sosial juga menuai kritik, meskipun pembatasan perjalanan dianggap telah menyelamatkan nyawa.
Para penyelidik menemukan Operasi Warp Speed ??milik Trump, proyek yang didanai publik untuk mengembangkan vaksin Covid-19, merupakan “keberhasilan luar biasa” tetapi penutupan sekolah akan memiliki “dampak yang bertahan lama” pada anak-anak AS.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
Berita Terkini
- Kasus Korupsi di Tiongkok Meningkat di Tengah Tindakan Keras dan Ekonomi yang Melambat
- Konferensi Understanding Tiongkok 2024 Fokus pada Modernisasi Tiongkok dan Peluang Baru Bagi Dunia
- Manufacturing Indonesia 2024 Fokus Pada Transformasi Industri yang Efisien dan Berkelanjutan
- Dorong UMKM Go Digital JIP Adakan Pelatihan
- Optik Seis Plaza Indonesia Hadir Kembali dengan Koleksi Kelas Atas