Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Teroris

Anggota MIT Menyusut Tersisa 12 Orang

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -Anggota kelompok teroris bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terus menyusut. Jumlahnya saat ini tersisa 12 orang setelah seorang tertembak mati dan seorang tertangkap.

"Selain berkurangnya dua anggota, satu senjata M16 yang dibawa anggota tertembak mati diamankan sebagai barang bukti. Dengan begitu, senjata yang dimiliki kelompok itu kini diperkirakan tersisa dua senjata M16 dan dua senjata pendek revolver," kata Asops Kapolri, Irjen Pol Rudy Sufahriadi, di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/3).

Menurut Rudy, senjatanya tidak pernah tambah, peluru tidak pernah tambah. Jadi kemungkinan tidak (dapat pasokan senjata). Saat dipimpin Santoso pada tahun 2012, anggota MIT berjumlah sekitar 40 orang. Setelah Santoso tewas tertembak dalam kontak senjata pada 18 Juli 2016, Ali Kalora menggantikannya.

Meski jumlah anggota dan senjata berkurang, Rudy mengatakan Satgas Operasi Tinombala menemui hambatan medan gunung, sementara anggota MIT yang sebagian warga lokal lebih mengenal medan. "Dari dahulu klasik, medan yang susah. Mereka berpindah-pindah. Mereka lebih menguasai medan. Satgas gantian enam bulan sekali. Ketika menguasai medan, langsung dipindah," kata Rudy.

Anggota kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora bernama Basir alias Romzi tertembak mati dalam baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala, Minggu (3/3). Baku tembak terjadi di Desa Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Berasal dari Bima

Pada Minggu pukul 17.15 WITA terjadi kontak tembak antara Satgas Tinombala dan lima anggota MIT. Menurut Rudy, Basir yang diduga berasal dari Bima, NTB, membawa sepucuk senjata M16 dan merupakan anak buah Ali Kalora yang memiliki peran penting di kelompok MIT. Satgas juga menangkap seorang lagi anggota MIT yang tertembak dan dalam keadaan hidup bernama Aditya yang berasal dari Ambon.

Ali Kalora sampai saat ini belum tertangkap, tetapi masih dalam kelompok itu dan berada di dalam hutan. Rudy menyebut masyarakat di Padopi takut kepada Ali Kalora karena tidak segan turun gunung mendatangi rumah warga apabila melakukan kontak dengan polisi sehingga satgas melakukan pembinaan kepada masyarakat dan memberi pengertian polisi akan melindungi masyarakat.

Dengan jumlah Satgas Tinombala tiga satuan setingkat kompi dari Polda Sulteng, satu satuan setingkat kompi dari Mabes Polri dan dua satuan setingkat kompi dari TNI, disebutnya sudah cukup dan tidak perlu dilakukan penambahan personel.

eko/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top