Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anggaran Jumbo, Jakarta Harus Mampu Tangani Persoalan Sampah

Foto : Koran Jakarta/KPNas

Bagong Suyoto, Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas)

A   A   A   Pengaturan Font

Alokasi anggaran pengelolaan sampah jumbo, 2,7 triliun belum tentu mampu menyelesaikan permasalahan sampah. Penanganan sampah di wilayah DKI Jakarta berdasarkan pandangan masyarakat dan temuan lapangan dapat dikatakan belum beres. Masih ada pembuangan sampah liar di sejumlah titik di wilayah indoor DKI, terutama di wilayah yang berbatasan dengan wilayah kabupaten/kota sekitar.

Sampah yang bocor ke pesisir pantai Jakarta utara masih cukup banyak, lebih-lebih ketika musim hujan. Sampah yang masuk ke pantai dan laut di wilayah Marunda perbatasan dengan Tarumaja Kabupaten Bekasi. Belum lagi tumpukan-tumpukan sampah yang ditemukan di kolong tol, kolong jembatan, pinggir sungai, dll.

Sementara sampah DKI yang dikirim ke TPST Bantargebang masih lumayan banyak, 7.500-7.800 ton per hari. Ketika musim banjir mencapai 12.000 ton per hari. Sampah yang mampu diolah relatif kecil, sekitar 15-20 ton per hari. Meskipun TPST Bantargebang mempunyai beberapa plant pengolahan sampah dengan teknologi Refused-derived Fuel (RDF), thermal/insinerasi, dll. Sedangkan plant pengomposan sudah mati dan penangkapan gas-gas sampah mati suri. Hampir semua zona penuh sampah dan paling lama 2 tahun akan mengalami komplikasi dan darurat.

Pembangunan plant pengolahan sampah dengan teknologi RDF menelan sekitar 1,2 triliun tak mampu memenuhi target 2.500 ton per hari. Hal ini diduga kualitas teknologinya rendah dan berulangkali rusak. Kondisi kurang memuaskan dialami insinerasi Merah Putih. Pendeknya, teknologi-teknologi yang digunakan kualitasnya rendah sehingga tidak memenuhi target.

Untuk mengatasi persoalan sampah DKI dan mengurangi ketergantungan beban TPST Bantargebang, Dinas LH DKI membangun plant pngolahan sampah di sejumlah tempat, seperti di Jagakarsa Jakarta Selatan, Pasar Induk Jakarta, khusus proyek Rorotan Jakarta Utara dengan nilai anggaran proyek Rp 1,3 triliun. Groudbreaking Rorotan dilakukan 13 Mei 2024. Targetnya mengolah sampah 2.500 ton per hari, dan menghasilkan bahan alternatif 875 ton per hari.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top