
Anak Terlambat Bicara Kemungkinan Pendengarannya Terganggu
Anak-anak bermain di pusat perbelanjaan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.
Foto: AntaraJakarta - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DKI Jakarta Prof. Dr. dr. Rismala Dewi, SpA(K) mengemukakan bahwa anak yang terlambat atau susah berbicara pada masa seharusnya dia sudah bisa bicara, pada usia di atas satu tahun, ada kemungkinan mengalami gangguan pendengaran.
"Makin besar-makin besar ada gangguan keterlambatan bicara, nah itu kita sudah harus awas, bahwa itu mungkin," katanya seusai acara Pekan Bakti Sosial di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, Minggu (23/2).
Dia menyampaikan, gangguan pendengaran pada anak sering kali tidak terdeteksi sejak dini karena gejalanya tidak disadari oleh orang tua.
"Memang kalau anak kan agak sulit. Biasanya dia itu tergantung dari orang tuanya, kadang-kadang orang tua itu kalau telinga secara pendengaran tidak terdeteksi, luput, karena mungkin yang dipentingkan adalah pertumbuhan-perkembangan," ia menjelaskan.
Dia mengatakan bahwa kondisi kesehatan bayi setelah dilahirkan berpengaruh pada risiko gangguan pendengaran.
Menurut dia, gangguan pendengaran berpeluang terjadi pada bayi-bayi dengan risiko kesehatan tinggi seperti bayi prematur atau bayi yang lama dirawat di rumah sakit.
"Ibu-ibu yang hamil dengan infeksi kemungkinan anak-anaknya salah satunya selain gangguan perkembangan mungkin pendengaran juga terganggu," katanya.
Prof. Rismala menekankan pentingnya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gangguan pendengaran pada anak dan upaya untuk mendeteksi dini masalah tersebut.
"Sekarang ini memang kadang-kadang agak susah untuk mengajak, karena mungkin dianggap tidak terlalu penting. Padahal kalau kita lihat dari pemeriksaan yang ada, kelihatannya tidak ada masalah, tapi ternyata sudah ada," katanya.
"Peran dari penyuluhan, peran media, itu penting juga untuk membantu kita untuk melakukan pemeriksaan pendengaran pada anak-anak," ia menambahkan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher (PERHATI-KL) Cabang DKI Jakarta Tri Juda Airlangga menyampaikan bahwa orang tua bisa memeriksakan bayi ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan sebelum berusia satu bulan untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan pendengaran.
"Sebelum satu bulan sebaiknya sudah ter-skrining, tiga bulan sudah harus terdeteksi, enam bulan harus sudah tertata-laksana, kalau ada gangguan mau diapain nih anaknya," kata Dr. dr. Tri Juda Airlangga, SpTHT-BKL, Subsp.K(K), menjelaskan penerapan program 1-3-6 dalam penanganan gangguan pendengaran.
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Jangan Beri Ampun Pelaku Penyimpangan Impor. Itu Merugikan Negara. Harus Ditindak!
- 3 Andreeva Kejutkan Iga Swiatek dan Lolos ke Semifinal Dubai Open
- 4 Bima Arya Tegaskan Retret Kepala Daerah Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan
- 5 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
Berita Terkini
-
Layanan Deteksi Infeksi Paru di Balikpapan
-
Jadi Etalase Indonesia, Provinsi Kaltim Harus Sejajar dengan Malaysia dan Brunei
-
Dana Desa Bisa Naik hingga Rp8 Miliar per Desa
-
Ramadan Bukan Penghalang, tetapi Pembelajaran Jangan Membebani Siswa
-
Beijing: Australia Terlalu Membesar-besarkan Latihan AL Tiongkok