
Algoritma Kompleks Atur Volume Penyuntikan Insulin
Foto: istimewaPankreas buatan yang dikembangkan oleh Universitas Cambridge yang diakses dari ponsel pintar melalui aplikasi, terbukti bekerja dengan baik dalam baik untuk untuk membantu pasien rawat jalan diabetes tipe 1. Perangkat baru ini pun dapat mengubah cara penanganan pasien penyuntikan insulin.
Tim Universitas Cambridge berhasil mengembangkan pankreas buatan dengan tujuan menggantikan suntikan insulin untuk pasien yang hidup dengan diabetes tipe 1. Meski dapat digunakan untuk membantu mengetahui kadar glukosa diabetes tipe 2 dan penderita gagal ginjal.
Bagaimana cara kerja pankreas buatan? Pankreas buatan ini ditenagai oleh aplikasi pada ponsel pintar yang mengirimkan sinyal ke pompa insulin untuk menyesuaikan volume insulin yang diterima pasien. Monitor glukosa mengukur kadar gula darah pasien dan mengirimkannya kembali ke ponsel pintar untuk memungkinkannya melakukan penyesuaian lebih lanjut.
Pankreas buatan adalah perangkat medis portabel kecil yang dirancang untuk menjalankan fungsi pankreas yang sehat dalam mengontrol kadar glukosa darah, menggunakan teknologi digital untuk mengotomatiskan penyuntikan insulin.
"Sistem ini dikenakan secara eksternal pada tubuh, dan terdiri dari tiga komponen fungsional, sensor glukosa, algoritma komputer untuk menghitung dosis insulin, dan pompa insulin," papar anggota tim peneliti dari Wellcome Trust-MRC Institute of Metabolic Science di Universitas Cambridge, Dr Charlotte Boughton seperti ditulis laman Cambridge University.
Apakah itu bekerja lebih baik daripada insulin? Pankreas buatan menyesuaikan diri untuk memberikan tingkat insulin yang dibutuhkan tubuh. Ini membawa waktu yang dihabiskan dalam kisaran gula darah target naik dari 36 persen pada hari pertama menjadi 60 persen pada hari kedua puluh.
Dengan algoritma sebagai pengganti pankreas asli mampu membaca dan merespons kebutuhan tubuh akan insulin dibandingkan dengan menunggu penyesuaian manual dari dokter melalui pemeriksaan gula darah.
Menurut Boughton pasien yang hidup dengan diabetes tipe 2 dan gagal ginjal adalah kelompok yang sangat rentan dan mengelola kondisi mereka. Mengatur tinggi atau rendahnya kadar gula darah yang berbahaya merupakan tantangan.
"Ada kebutuhan nyata yang belum terpenuhi untuk pendekatan baru untuk membantu mereka mengelola kondisi mereka dengan aman dan efektif," ucap dia.
Penulis penelitian dari Fakultas Teknologi Metabolik di Universitas Cambridge, Profesor Roman Hovorka, mengatakan pankreas buatan tidak hanya meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan pasien dalam kisaran target untuk kadar gula darah, tetapi juga memberi pengguna ketenangan pikiran.
"Mereka dapat menghabiskan lebih sedikit waktu untuk fokus mengelola kondisi mereka dan mengkhawatirkan kadar gula darah, dan lebih banyak waktu untuk melanjutkan hidup mereka," ujar dia. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- 2 Kabupaten Meranti mulai laksanakan Program Makan Bergizi Gratis
- 3 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 4 Pram-Rano Akan Disambut dengan Nuansa Betawi oleh Pemprov DKI
- 5 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
Berita Terkini
-
SAR evakuasi bocah perempuan meninggal yang jatuh ke Sungai Buha
-
Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
-
Dua Hari Pencarian, Bocah Perempuan yang Jatuh ke Sungai Buha Ditemukan Meninggal
-
SAR cari pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Manglayang
-
Antisipasi Kenaikan DBD Pemprov Lampung Keluarkan surat Edaran