Albania Akan Blokir TikTok Selama Tahun 2025
Foto: AnadoluPemerintah Albania mengumumkan akan melarang TikTok selama satu tahun pada 2025. Aplikasi tersebut dinilai telah mendorong kekerasan an perundungan, terutama di kalangan anak-anak.
Keputusan tersebut diambil setelah seorang siswa sekolah berusia 14 tahun ditikam hingga tewas pada bulan November oleh teman sekelasnya. Media lokal mengatakan bahwa insiden tersebut merupakan hasil dari pertengkaran antara kedua anak laki-laki tersebut di media sosial.
“Jauh lebih kuat, jauh lebih berpengaruh, dan jauh lebih menarik bagi seorang anak ketika 'pengacau lingkungan' yang mereka ikuti di TikTok lebih menarik daripada nilai-nilai yang ingin kami tanamkan di rumah," kata Perdana Menteri Albania, Edi Rama dalam sebuah pertemuan dengan para guru, orang tua, dan psikolog Albania di Ibu Kota Tirana, dikutip dari Anadolu, Minggu (22/12).
"Dan kami khawatir ketika anak-anak kami meninggalkan rumah, pengaruh itulah yang akan mereka ikuti,” tambah Rama.
Sebuah rencana aksi baru yang bertujuan untuk memperkuat mekanisme keamanan sekolah dan meningkatkan hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua juga dipresentasikan pada acara tersebut.
“Kami akan memblokir TikTok selama satu tahun, kami membutuhkan waktu sekitar 6 hingga 8 minggu untuk mengimplementasikannya, dan dalam waktu satu tahun, kami akan memblokir TikTok secara menyeluruh di Republik Albania. TikTok tidak akan bisa diakses lagi di sini!” tutur Rama.
Rama mengatakan bahwa selama setahun, Albania akan memantau bagaimana negara-negara lain merespons, pembatasan atau filter teknologi baru apa yang muncul, dan bagaimana reaksi TikTok sendiri.
“Yang penting untuk dicatat adalah bahwa kami memperluas upaya kami untuk anak-anak lebih dari sekadar masalah ini. Setiap kementerian dan lembaga di Republik Albania akan diminta untuk memiliki programnya sendiri untuk anak-anak, apa pun bidang yang menjadi fokusnya. Ini bukan hanya tentang satu masalah; ini tentang strategi yang lebih luas untuk kaum muda kita,” ujarnya.
Beberapa negara Eropa telah memberlakukan pembatasan penggunaan media sosial untuk anak-anak. Australia pada bulan November menyetujui larangan media sosial sepenuhnya untuk anak-anak di bawah 16 tahun.
TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok ByteDance, juga menghadapi tuduhan spionase di Amerika Serikat dan sedang diselidiki oleh Uni Eropa atas dugaan campur tangan dalam pemilihan umum di Rumania.
Dilansir dari AP News, TikTok dalam sebuah tanggapan email untuk permintaan komentar meminta “kejelasan segera dari pemerintah Albania” tentang kasus remaja yang ditikam. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti bahwa pelaku atau korban memiliki akun TikTok, dan beberapa laporan telah mengonfirmasi bahwa video yang mengarah ke insiden ini diposting di platform lain, bukan di TikTok.
Anak-anak Albania merupakan kelompok pengguna TikTok terbesar di negara ini, menurut para peneliti dalam negeri. Ada kekhawatiran yang meningkat dari para orang tua Albania setelah adanya laporan tentang anak-anak yang membawa pisau dan benda-benda lain ke sekolah untuk digunakan dalam pertengkaran atau kasus-kasus intimidasi yang dipicu oleh kisah-kisah yang mereka lihat di TikTok.
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Membantah Akan Memaafkan Koruptor
- 2 Kemenag: Biaya Haji 2025 di Kisaran Rp80 Jutaan
- 3 Meskipun Kontribusinya Masih Kecil, EBT Diarahkan Dukung Swasembada Energi
- 4 Prabowo dan Sri Mulyani Tiba di Kantor Kemenkeu di Tengah Rencana PPN Naik
- 5 Presiden Resmi Umumkan PPN 12 Persen, Berlaku 1 Januari 2025