Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 12 Feb 2025, 13:01 WIB

Alarm Ekonomi! Penjualan Eceran Awal Tahun Ambruk, Daya Beli Melemah?

Pembeli memilih makanan di salah satu pasar swalayan di Jakarta.

Foto: ANTARA FOTO/ Putu Indah Savitri

JAKARTA – Kinerja penjualan eceran pada Januari turun dibandingkan bulan sebelumnya, berarti bahwa tingkat atau volume penjualan barang di tingkat ritel mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

Penurunan ini bisa menjadi indikator melemahnya ekonomi atau perubahan perilaku konsumen yang perlu dianalisis lebih lanjut.

Bank Indonesia (BI) memprakirakan kinerja penjualan eceran tetap tumbuh pada Januari 2025 yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) dalam Survei Penjualan Eceran (SPE). Namun, dibandingkan bulan sebelumnya terjadi penurunan.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Rabu (12/2), mengatakan bahwa Indeks Penjualan Riil Januari 2025 diprakirakan mencapai 211,3 atau secara tahunan tumbuh sebesar 0,4 persen year on year (yoy). Namun, angka tersebut masih di bawah capaian pada Desember 2024 sebesar 220,3 atau secara tahunan tumbuh 1,0 persen (yoy).

“Kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan kelompok barang budaya dan rekreasi serta peralatan informasi dan komunikasi yang meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” katanya.

Berdasarkan kelompok, barang budaya dan rekreasi serta peralatan informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan yang meningkat dengan prakiraan masing-masing sebesar 9 persen (yoy) dan 1 persen (yoy). Kedua kelompok ini menjadi penopang kinerja penjualan pada periode laporan survei.

Kelompok suku cadang dan aksesori; bahan bakar kendaraan bermotor; serta makanan, minuman, dan tembakau tetap tumbuh, meski melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Januari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi 4,8 persen month to month (mtm), setelah tumbuh 5,9 persen (mtm) pada Desember 2024.

Mayoritas kelompok tercatat mengalami kontraksi, kecuali kelompok barang budaya dan rekreasi, yang dipengaruhi oleh faktor normalisasi permintaan masyarakat pasca-perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Pada Desember 2024, IPR tercatat 222,0 atau secara tahunan tumbuh 1,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada November 2024 sebesar 0,9 persen (yoy).

Pertumbuhan pada Desember 2024 terutama didorong kelompok suku cadang dan aksesori, serta barang budaya dan rekreasi.

Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Desember 2024 tumbuh sebesar 5,9 persen (mtm). Ini lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 0,4 persen (mtm).

Seluruh kelompok komoditas tercatat tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, diikuti oleh suku cadang dan aksesori, serta barang budaya dan rekreasi.

Peningkatan tersebut didorong oleh permintaan masyarakat yang meningkat seiring dengan perayaan HBKN Nataru.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan yang akan datang yakni pada Maret dan Juni 2025 diprakirakan meningkat.

Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Maret dan Juni 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 179,0 dan 152,3. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 160,2 dan 151,1.

Peningkatan IEH Maret 2025 didorong oleh kenaikan harga pada bulan Ramadan dan HBKN Idul Fitri. Sementara IEH Juni 2025 didorong oleh HBKN Idul Adha dan tahun ajaran baru.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.